MAY 18, 2019@15:18 WIB | 1,399 Views
Amatlah sulit mencari destinasi wisata di Samarinda,ibu kota Kalimantan Timur. Sebenarnya kalau kamu contek di mesin pencari ada daftarnya banyak tapi kalau datang langsung dijamin bikin miris.
Salah satunya tempat yang kita coba datangi adalah Air Terjun Tanah Merah. Letaknya tak jauh dari bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto namun jauh dari pusat kota. Harus menempuh setidaknya 45 menit menuju ke sana dengan kontur jalan naik turun karena sudah masuk perbukitan.
Dari jalan besar pun harus masuk ke satu gang lagi sekitar 500 m jadi disarankan untuk membawa kendaraan pribadi dengan sopir orang lokal. Diketahui ternyata dikelola oleh warga dengan tiket masuk Rp 5000 saja. Memasuki kawasan air terjun akan langsung terlihat betapa tidak terurusnya destinasi wisata ini.
Rumah berkayu lapuk dan penuh debu yang merupakan musala menjadi pemandangan pertama yang tak sedap dipandang. Selanjunya, di seberangnya ada bekas ayunan dan komidi putar yang sudah tak terpakai dan rusak di sana sini lalu berkombinasi dengan ilalang yang tinggi. Menjadikan kombinasi yang sedikit mistis.
Masuk ke arah air terjun, kita harus melewati jembatan kayu lalu terlihat airnya deras jatuh membasahi kolam di sekitarnya cuma jauh dari kata mempesona jika dibandingkan dengan foto-foto yang beredar di dunia maya. Meski saat itu bukan musim hujan namun air tetap terlihat kotor. Ternyata memang kondisinya seperti itu, makanya disebut air terjun tanah merah karena di bagian dasar kolam air terjun ini ada tanah merah sehingga airnya menjadi coklat agak kemerahan. Padahal air yang terjun dari atas memang terlihat segar dan jernih.
Pemandu kami bilang bahwa tempat wisata ini ramai namun seiring berjalannya waktu sudah mulai ditinggalkan. Makanya menjadi tak terurus. Terlihat ilalang dan pepohona tumbuh sembarangan sehingga menambah kesan horor di daerah sini. Apalagi di tengah kolam ada patung monyet yang duduk di atas kepala ular yang sedang berdiri. Membuat ngeri untuk mandi di bawah air terjun ini.
Dekat dari sana, ada rumah yang dijadikan pendopo yang sebenarnya mempunyai arsitektur khas kalimantan namun sayang benar tidak terbengkalai menjadi bangunan tua yang keropos. Sungguh amat prihatin dan disayangkan kondisi seperti ini, seharusnya air terjun ini menjadi oase di tengah panasnya tanah Borneo. Jadi Blackpals kalau masih penasaran dengan keadannya silahkan mampir ya.