MENU
icon label
image label
blacklogo

Ini Robot Hibrida Pendeteksi Gempa Bikinan Anak Bangsa

JUL 17, 2019@09:00 WIB | 701 Views

Terinspirasi dari rawannya bencana gempa di negerinya sendiri, beberapa mahasiswa mengembangkan sebuah karya yang bisa mendeteksi gempa. Adalah para mahasiswa Teknik Mesin Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya yang telah berhasil mengembangkan sebuah robot pendeteksi gempa.

Adapun biaya pengembangan robot pendeteksi gempa ini disinyalir senilai sekitar Rp15 juta. Robot yang senilai 15 juta rupiah ini memiliki empat kaki dan diklaim berteknologi hybrid yang canggih dan cukup akurat dalam mendeteksi tanda-tanda terjadinya bencana gempa suatu tempat atau wilayah yang dilewatinya.

Robot hibrida yang dikembangkan sejak awal 2018 itu merupakan hasil ide 'liar' dari Program Studi Teknik Mesin Unika Atma Jaya dari 3 orang mahasiswa, yaitu Yosua Kurniawan, Ferdinand Edlim, dan Febrian Andika.

Bentuk prototipenya diklaim mampu bergerak dengan roda dan berjalan seperti kaki. Hal ini juga membuat robot pendeteksi gempa dapat digunakan dalam lingkungan industri maupun lingkungan alam seperti goa, tanah, dan bahkan jalan-jalan yang berbatu sekalipun.

"Produk ini merupakan prototype yang masih akan kami kembangkan. Masih banyak hal yang harus dicoba seperti aplikasi feedback control, image recognition, GPS, serta proses pembuatan produk yang lebih dapat diandalkan," kata Christiand, S.T., M. Eng., pembimbing dari Prodi Teknik Mesin Unika Atma Jaya ketiga mahasiswa tersebut diatas.

Ketiga mahasiswa tersebut pada awal-awalnya hanya mengandalkan teknologi 3D printing dalam pengembangannya, sehingga masih banyak yang harus dilakukan untuk menyempurnakannya sehingga tugas untuk memberikan peringatan dini terhadap gempa bumi di Indonesia nanti bisa lebih maksimal dan bisa cepat digunakan di beberapa wilayah tanah air yang diketahui sangat rawan terhadap bencana gempa.

Ya, sebagaiman yang telah kita ketahui bahwa Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik dan pada titik pertemuan beberapa lempeng tektonik. Pada 2018, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 23 aktivitas dalam keterangan resmi dikutip Senin (15/7) kemarin, dari media CNN Indonesia.

Banyaknya kejadian dan korban gempa di Indonesia, membuat anak bangsa terus berinovasi untuk menciptakan berbagai teknologi pendeteksi gempa, terutama tiga mahasiswa dari Teknik Mesin Unika Atma Jaya tersebut di atas. Keren, kan? 

Tags :

#
robot hidrida,
#
pendeteksi gempa,
#
blacktech