DEC 09, 2014@17:00 WIB | 772 Views
Dalam acara peluncuran website bianginovasi.com, Selasa (9/12/2014) di Torino Osteria Restaurant, Jakarta Selatan, Yoris Sebastian hadir sebagai salah satu pembicaranya. Pendiri perusahaan konsultan kreatif OMG (Oh My Goodness) yang juga dikenal sebagai inovator asli Indonesia ini mengungkapkan jika selama ini inovator-inovator Indonesia seringkali terbentur mindset saat akan mendaftarkan paten produk mereka.
Ia menceritakan bagaimana produk Tongsis (Tongkat Narsis) yang hadir menjawab kebutuhan tren selfie, hingga kini belum disadari banyak orang sebagai produk inovasi lokal. Pencipta Tongsis, Babab Dito, mengakui sendiri kesalahannya yang tidak mematenkan hak kekayaan intelektual miliknya tersebut dengan sempurna sehingga kompetitor pun mudah menduplikasi produk serupa tanpa takut melanggar hak cipta.
"Inovator kita terbentur mindset, kebanyakan mereka malas mengurus HKI, padahal komuditas ekonomi di dalam paten tersebut sangat besar nilainya." tutur Yoris Sebastian. "Padahal jika dihitung, ongkos untuk mengurus HKI dan alurnya cukup mudah. Saya sendiri pernah menguji dengan cara menyuruh orang lain untuk mengurus HKI, sebab kalau saya yang datang pribadi mungkin takutnya karena sudah dikenal dan ternyata alurnya cukup mudah mengurus HKI itu setelah saya uji dengan menyuruh orang lain." tambahnya lagi.
Hadir juga sebagai pembicara dalam acara tersebut, perwakilan Kemenhumham Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, Erik Saropie juga ikut menjelaskan kepada awak media selepas acara bahwa ketika seseorang menciptakan benda maupun start up tanpa mendaftarkan merek, maka pencipta akan kehilangan nilai ekonomis dari benda atau merek ciptaannya. "Bagi para founder-founder atau inovator-inovator lokal, sebaiknya jika memiliki produk ciptaan sendiri apalagi yang memiliki unsur teknologi, sebaikanya segera untuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual mereka." pesannya.[Lalu/timBX]
