OCT 08, 2025@18:00 WIB | 57 Views
Mahandika Bayu Aji (MBA) 2019 melepaskan diri dari pekerjaan resminya sebagai salah satu teknisi di sebuah bengkel di Surabaya. Salah satu hal dalam hidupnya yang pengen ia realisasikan adalah membangun sendiri supercar.
Dengan modal yang minim, Dika akhirnya membangun sebuah mesin untuk mencetak body 3D dari supercar tipe tertentu. “Saya butuh mesin yang bisa membantu membikin body supercar sepresisi mungkin,” buka Dika kepada Blackxperience.com.
Mesin CNC tersebut dibangun untuk memudahkan membentuk part exterior dan interior, seperti dashboard, wing rear, instrument cluster dari materi carbon fiber.
“Bermuda dari budget sendiri Rp20 juta, untuk membangun mesin CNC Body, hingga ketemu dengan customer pertama dari USA. Model supercar Lamborghini Aventador SV, hasil dari pertemanan di Facebook. Saya di-challengge untuk bangun body yang presisi, dan akhirnya dia percaya dan memesan ke kami,” terang Dika. Alasan pemesanan tersebut karena cost bikin body replica di Indonesia jauh lebih murah.
Desain 3D Supercar, Bikin atau Beli Putus?
Apa yang dibangun di MBA Workshop bukanlah model supercar jadul, tetapi memang uptodate secara verși. Disinyalir pekerjaan membangun body secara mudah karena Dika telah membeli desain dari sebuah perusahaan di Rusia.
“Gue pastikan desain 3D itu bukan gambar manual, namun hasil scan 3D dari mobil aslinya, jadi lebih mirip dari originalnya, dan secara skala 1:1 dari mobil aslinya,” Cetus Dika.
Ada tiga step membangun replika Supercar
Pertama, Pencetakan Master Body
Kedua, penghalusan hasil cetak,
Ketiga, Instalasi body fiber ke Sasis
Keempat, Pembuatan Sasis dengan layer yang banyak.
“Untuk sebuah super yang jadi dari proses nol, bisa mencapai 8 bulan hingga 12 bulan,” tambahnya.
Sebuah sasis mobil yang bisa menopang body supercar, memang ga pernah ada di dunia. Terkecuali memang harus bikin sendiri. Nah Pals, untuk urusan sasis, Dika membangun sasis supercar dari materi Pipa SCH 40. Untuk murni waktu yang dibutuhkan dalam membangun sasis butuh sekitar 4 bulanan.
Sebuah sasis dibangun khusus untuk Koenigsegg Jesko menggunakan mesin dari Audi V6. “Kita gunakan mesin Audi, karena bisa transfer tenaga secara langsung dari engine ke drive shaft, dan memudahkan mesin dipindah ke belakang seperti layaknya supercar lainnya,” terang Dika.
Tuning ECU Standalone
Karena mesin Audi V6 sudah tergolong tua, maka Dika membuat sebuah ECU custom berbasis Superduino. “Jadi dalam membangun supercar, pasti diperlukan sebuah mobil donor. Part-part yang dibutuhkan kita pakai kembali. Untuk ECU kita bikin standalone, bisa membaca sensor apapun, hanya butuh kalibrasi saja,” terangnya.