

NOV 18, 2025@20:49 WIB | 44 Views

Di Cikarang Plant, Suzuki Indomobil Sales menggelar Seremoni Ekspor Suzuki Fronx dan Suzuki Satria. Sejarah baru bagi Suzuki Indonesia untuk market Asia Tenggara yang menjadi destinasi utama ekspor Fronx dan Satria. Suzuki memilih Fronx untuk menjawab tren SUV global yang saat ini bertumbuh. Sedangkan Satria dapat memenuhi hasrat publik sejumlah negara terhadap sepeda motor performa tinggi.

Acara yang berlangsung pada 18 November 2025 ini, menegaskan Suzuki Indonesia dalam kontributor ekspor sektor manufaktur (non-migas), Suzuki memproyeksikan pendapatan dari kedua produknya sanggup memberikan injeksi positif bagi devisa negara. Suzuki menargetkan bisa mengirim Suzuki Fronx sejumlah 30.000 unit serta Satria sebanyak 150.000 unit. Target volume kumulatif pengiriman ke luar negeri sampai dengan tahun 2027.
Angka tersebut berkontribusi terhadap ekspor mobil Suzuki sebesar 30% untuk Fronx. Sedangkan Satria, kontribusi lebih kurang 60% dari keseluruhan ekspor sepeda motor Suzuki dengan 3 tahun kedepan. Kemampuan ekspor tersebut sekaligus menjadi kebanggan, karena kedua produk tersebut sudah memenuhi komponen dalam negeri lebih kurang 63% untuk Fronx, serta lebih kurang 82% bagi Satria.

Kondisi tersebut sekaligus menyimpan makna yaitu kesiapan mitra rantai pasok lokal dari segi kualitas maupun kuantitas. Minoru Amano menegaskan kembali komitmen investasi dan ekspor Suzuki. "Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia. Ekspor ini tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia," ungkap Presdir Suzuki Indomobil Sales-Suzuki Indomobil Motor.
Suzuki Investasi Rp22 Triliun di 2 Titik

Hingga saat ini, Suzuki memfokuskan manufaktur mobil penumpang melalui Plant Cikarang, sedangkan mobil niaga di Plant Tambun 2. Secara terpisah, pembuatan sepeda motor dilakukan pada Plant Tambun 1. Seluruhnya beroperasi secara aktif pada wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Guna mengaktualisasikan keberlanjutan industri yang komprehensif, Suzuki tercatat telah menanamkan investasi lebih dari 22 triliun rupiah sejak awal berdiri. Secara bertahap, Suzuki terus meningkatkan kelengkapan fasilitas agar semakin mupuni. Sejak beberapa tahun terakhir, Suzuki telah mampu melakukan proses produksi secara lengkap, yaitu mulai dari pressing, welding, painting, assembling, hingga final inspection. Secara bersamaan, Suzuki juga membuat mesin, transmisi, dan kursi sendiri melalui fasilitas powertrain serta seat.
Selain dua manufaktur tersebut, Suzuki juga disokong 800 mitra pemasok. Sisi membanggakan dari rekanan tersebut diketahui perusaahaan lokal didominasi oleh investor domestik hingga 55%. Lebih spesifik lagi, 32% di dalamnya masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dalam menghadirkan produk anyar seperti Fronx, Suzuki mengambil langkah penting dengan menambah peralatan manufaktur yang lebih modern. Model ini dibuat dengan robot-robot canggih, serta melewati fase pengetesan untuk teknologi terbaru seperti Advanced Driving Assistance System. Ditambah 3D scanning guna memastikan kepresisisan body kendaraan selalu konsisten sesuai standar.

Kinerja Suzuki selain pada proses produksi, juga diwujudkan melalui perolehan status Authorized Economic Operator (AEO). Sertifikasi dari Direktorat Jenderal Bea Cukai tersebut mengisyaratkan bahwa Suzuki merupakan perusahaan yang patuh dan kooperatif dengan regulasi yang berlaku.
Pada tahun 2025 sendiri, Suzuki menargetkan dapat mengirim sekitar 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor. Kendaraan tersebut dibagi menjadi 2 kategori yaitu Completely Built Up (CBU) serta Completely Knock Down (CKD).
Sejak tahun 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Masifnya volume tersebut tersebar ke lebih dari 100 negara destinasi ekspor, meliputi region Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa. [Ahs/timBX]