

DEC 16, 2025@18:00 WIB | 42 Views
Satu diantara seniman custom paint yang sudah melalang buana di negar lain adalah Fahmi dari Freeflow Kustom, Bandung. Guratan kuas lukis pada berbagai macam materiał, hingga akhirnyat melahirkan karya yang benar-benar extra ordinary.
Sejatinya kematangan seorang bro Fahmi hingga karyanya diakui dunia adalah sebuah proses panjang, yang memang harus kita akui. Karyanya dari Freeflow memang mendunia.
Berawal dari sebuah kamar kecil, karya Fahmi dipajang dan menjadi studio pertama dalam hidupnya. Workshop tersebut dibuat pada 26 Juni 2003 dan diberi nama Freeflow.

“Dari sebuah kamar kecil, sebagai studio pertama, Setelah 22 tahun berkembang menjadi yang sekarang. Freeflow punya arti dalam berkarya kita bisa sebebas-bebasnya tanpa hambatan. Tidak hanya custom paint, seluruh yang berkaitan dengan seni, dan digarap manual oleh tangan intinya. Medianya bisa jadi motor, mobil, helm dan sebagainya. Hand Painting dan custom painting bisa diaplikasikan di fashion area, tas, sepatu, jaket hingga interior design hingga restoran,” terang Fahmi founder Freeflow, Bandung.

Untuk memulai hal yang custom, dimulai dari materi yang mentah atau raw metal, seperti tangki motor. Dimulai dari proses pendasaran, dimulai dari amplas (sanding), epoxi (primer) dan based color serta diakhiri desain.
Untuk proses primer (epoxi) bisa berlangsung 1 hari (24 jam). Guna menyeleksi bagian apa mana saja yang sudah halus atau belum, bisa masuk ke proses selanjutnya, sebagai pendempulan, hingga ke warna dasar.
“Saat memasuki desain, itu memang butuh approval dari kustomer. Dari desain digital, kemudian diserahkan ke kustomer, terjadi revisi hingga 3 kali. Apapun obyeknya harus dieksekusi dengan gaya Freeflow, yang di mix dengan berbagai macam teknik. Misal batic, harus menggunakan canting,” tambah bro Fahmi.

Salah satu event International yang pernah dihadiri bro Fahmi di Verona Italia, di Motor Bike Expo
Harley Davidson Road Glide dengan konsep Nusantara. Dengan nama motor Ojuala, mencampur antara batik, motif Bali, dan traditional Toraja. =
Sebuah Fender Garapan Freeflow Custom
Setiap part yang sudah memasuki proses desain dan mencapai tahap final, dikerjakan dan dikurasi langsung oleh bro Fahmi. Sebuah fender Harley Davidson yang memasuki final project, dihargai Rp7,5 juta.

Kombinasi warna yang apik, menggabungkan warna biru laut dengan glitter yang dominan, sementara disisi tengah masih menampilkan raw material aluminium dalam size yang minimalis.
Pada warna coklat keemasan, menghadirkan kominasi yang apik, gold dengan gradasi merah, dan dengan sentuhan finishing serta glitter yang membuat artistik. Efek tiga dimensi juga terlihat kelas.
Pintstripping hingga Custom Painting
Sekilas kolaborasi itu adalah hasil nyata dari custom paint, yang ditawarkan oleh Freeflow. Bagaimana dengan era awal 2000-an, basic apa yang ditawarkan ke kustomer?

“Awalnya memang berangkat dari pinstripping. Lahir di era tahun 1950-an, di Amerika Serikat pada bodi mobil. Kemudian Von Dutch aka Kenneth Robert Howard, sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan ke publik, dengan secara tidak sengaja, dari sekedar garis menjadi pola.”
Akhirnya ketika berkembang, pinstripping ini menjadi salah satu teknik artistik di era custom paint.
Konsisten jadi Jalan Pembuka
Kalau berkarya itu sebuah pencapaian penting, begitu juga dengan custom paint, harus selalu konsisten dalam berkarya.
Dari 2002 hingga 2025, Freeflow berkembang dari part motor, mobil, hingga berjalan ke apparel. Tepatnya 2013 dimulai, dan 2018 menjadi booming. Harga yang ditawarkan dari Rp180-300 ribuan.

“Freeflowkustom sebenarnya udah menerima Kustom motor dari nol. Untuk konsep, fabrikasi udah kita terima,“ tutup Fahmi.
Jadi buat two wheelers enthusiast yang minat, datang aja ke workshop Jl. Bengawan No.68, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40114. [Ahs/timBX]