MENU
icon label
image label
blacklogo

FluSense, Sensor Asap dan Termal Body Bisa Dimaksimal untuk Penyebaran Corona

MAR 23, 2020@17:12 WIB | 1,338 Views

Saat ini perkembangan teknologi masih belum mampu membuka tabir bagaimana mendeteksi penyebaran virus corona yang bisa mendeteksi di saat manusia berkoloni. Sekarang teknologi digunakan untuk mendeteksi  lokasi menggunakna drone dan memantau penyebaran secara real time.

Alih-alih sebelum Corona meluas, tahun 2015 di mana Google bereksperimen dengna Google Flu Trends, cukup kesulitan memantau infeksi virus. Sehingga data yang ada difokuskan untuk mencari, menyebarkan lokasi tersebut, seperti tumpukan informasi yang susah untuk diolah.

Sebuah penelitian dari University Massachusetts Amhrest (UMass), mereka berfikir untuk menemukan indikator di mana infeksi virus berbentuk influenza, seperti batuk. Dengan mendeteksi wabah batuk dan dimana mereka terjadi, mereka kaum intelektual percaya penemuan itu mungkin bisa mengumpulkan melacak penyebaran wabah virus di masa depan.

Secara basis, mereka menyebutnya sebagai FluSense, meski belum siap sebagai produk prime time. FluSense adalah alat pengawasan portable yang didukung machine learning yang dapat difungsikan untuk mendeteksi asap sebagai sensor. 


 
Menggunakan mikropon array onboard, dapat mendeteksi batuk dan bersin. Sementara disampingnya adalah kamera termal yang membaca kerumunan manusia. Platform ini digunakan untuk memantau penyakit seperti penyebaran flu saat menyebar.  Data inilah yang kemudian bisa direkam untuk diambil tindakan.

"Ide ini menjadi level tertinggi, dengan mengembangkan sistem dari off body sensing, dimana bisa me-capture sinyal sindrom secara langsung dan pasif dari kerumunan manusia di public space. Kami secara potensial dapat menangkap tren pandemi dan epidemi  sekitar 1 atau 2 minggu sebelumnya dari data yang ditampilkan Centers of Disease Control and Prevention (CDC)," tutur Tauhidur Rahman, asistan Profesor Sains Komputer dan Informasi, dikutip dari laman digitaltrends.com.

Meski secara teknis FluSense difungsikan guna memvalidasi wilayah disekitar ruang tunggu rumah sakit. Namun FluSense bisa dikembangkan untuk ruang lingkup yang lebih luas. "Kami telah menjalankan selama tujuh bulan dan menganalisis lebih dari 21 juta sampel audio serta 350 ribu gambar thermal sebagai bahan analisis," lanjutnya.

Data tersebut mengarahkan Tim dalam menemukan hubungan statistik yang kuat antara tingkat keparahan penyakit seperti flu dan jumlah batuk harian yang dicatat di kampus UMass. 

Selanjutnya masa depan yang saling terkonektivikasi cukup memberikan nilai transparansi dimana sensor bisa ditanam dan mengirimkan sinyal dengan jaringan yang ada. "Platform ini lebih terjangkau, dan cukup mudah digunakan serta dikelola, bahkan untuk tempat terpencil di dunia," tutur Forsad Al Hossain, Ph.D. Sensor yang didukung IoT bisa mengingkatkan kemampuan dan keterjangkauan FluSense yang awalnya bekerja sebagai detektor asap.[Ahs/timBX]

Tags :

#
flusense,
#
university massachusetts amhrest,
#
alat deteksi virus,
#
deteksi corona,
#
covid-19