MENU
icon label
image label
blacklogo

PCX Hybrid, Tenaga Makin Responsif

JAN 10, 2019@14:00 WIB | 3,214 Views

Persaingan skuter matik (skutik) besar masih menjadi bagian persaingan yang menarik antar produsen hingga awal tahun 2019 ini. Dari Agen Pemegang Merk (APM) Astra Honda Motor saja, setelah mengeluarkan PCX, kini pabrikan tersebut sudah merilis varian terbarunya, PCX hybrid tepatnya pada bulan November, tepatnya di gelaran IMOS 2018. Ya, Astra Honda Motor memang merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan kendaraan roda dua hybrid pertama di dunia, dan diproduksi langsung di pabrik AHM. Ketika Honda mengeluarkan varian ini, satu kata dari kami, Mantap!

Bagian performa mesin PCX Hybrid  memberikan tenaga lebih untuk membantu akselerasi awal ketika berkendara. Memang ketika ngegas di awal, akan tarikan throttle berasa lebih powerfull, namun harus full throttle ya, dan itu sensasi yang luarbiasa buat kami. Kami menyadari, meski unit tes ini sudah digunakan sejauh lebih dari 3 ribu kilometer, kami coba lakukan tarikan throttle secara berlahan secara perlahan, sedikit getaran terasa pada stangnya.

Tampilan dashboard  terlihat lebih futuristik. Sekilas, kami membedakan PCX Hybrid dengan PCX biasa memiliki beberapa perbedaan. Sebut saja di bagian speedometer-nya. Meter Assy dan kombinasi dari PCX lama, masih tersedia di PCX Hybrid, namun di skutik “green” ini terdapat beberapa tambahan seperti indikator baterai lithium, indikator SOC baterai lithium, indikator charger, indikator level assist, dan made assist. Penambahan indikator itu dibuat, lantaran berkaitan dengan teknologi hybridnya.

Lanjut, untuk tombol-tombolnya disini mengalami perubahan. Jika dilihat di PCX biasa, tombol atau saklar di stang sebelah kanan itu hanya terdapat tombol idling, hazard, dan electric starter. Sedangkan untuk hybrid, tombol idling justru diganti dengan engine cut-off. Lantas tombol idlingnya kemana? AHM memindahkan fungsi idling stop tersebut ke saklar sebelah kiri, yaitu di bagian mode.

Di pilihan mode ini terbagi tiga BlackPals, Sport (S), Drive (D), dan tidak ada huruf sama sekali/blank. Mode sport bisa digunakan untuk BlackPals yang ingin akselerasi lincah dan tarikan yang lebih responsif. Untuk mode drive digunakan untuk riding biasa. Perbandingan mode D dan S ini sangat terasa kok dari tarikannya BlackPals! Sedangkan mode terakhir adalah mode idling, alias motor tidak akan mati jika kita berhenti sejenak. Kedua mode D dan S tadi, sudah dilengkapi dengan idling stop.

Singkirkan dahulu di bagian stang nya BlackPals. Kita beralih ke kontur body-nya sejenak. Mengenai ukuran, PCX hybrid tetap tampil sama dengan PCX biasa, yaitu panjang 1923 mm, lebar 745 mm, dan tinggi 1107 mm. Mengenai berat PCX hybrid mengalami peningkatan sebesar 4 Kg menjadi 136 kg, lantaran beban baterai hybrid yang digunakan. PCX Hybrid hadir dalam satu warna saja, yaitu biru gelap atau bahasa kekiniannya Navy. Berbeda dengan PCX biasa yang memiliki banyak warna, mungkin PCX hybrid diberikan satu warna saja agar terlihat lebih classy? Bagaimana BlackPals?

Di bagian lampu, PCX hybrid memiliki aksen kebiruan, menandakan skutik ini memiliki teknologi hybrid. Tak hanya lampu depan, bagian belakang juga terlihat baru, dengan menggunakan lampu transparan tanpa ada mika warna merah sekalipun. Namun bentukannya sama seperti PCX biasa, masih berbentuk X. Sayangnya, keluasan bagasi PCX hybrid harus berkurang lantaran penempatan baterai untuk hybridnya yang diletakkan dibawah bangku skutik ini. Meskipun begitu, helm half face ukuran M juga masih muat disimpan disini.

Mesin yang digunakan 4-Steps, SOHC, PGM-FI, Liquid Cooled, eSP, dengan daya maksimum 10,8 kW (14,7 PS) / 8.500 rpm (Mesin), 1,4 KW / 3.000 rpm (Motor). Sedangkan torsi maksimumnya 13,2 N.m / 6.500 rpm (Mesin), 4,3 N.m / 3.000 rpm (motor). Sistem kelistrikan menggunakan baterai 12 V - 3 Ah, tipe MF 50,4 V- 4Ah, Tipe Lithium- Ion.

Kami menguji selama satu minggu PCX hybrid ini. Awalnya kami mengira bahwa teknologi hybrid ini untuk mengurangi konsumsi BBM dengan penggunaan tenaga listrik hingga habis, lalu diganti langsung dengan tenaga mesinnya. Tapi kenyataannya tidak sama sekali. Setelah kami mencobanya, ternyata fungsi hybrid yang disematkan ke PCX ini hanya sebagai peningkatan performa saja.

Idealnya seperti ini, jika tarikan awal skutik biasa membutuhkan waktu 6 detik untuk melaju sejauh 50 meter, dengan PCX hybrid bisa saja kita hanya membutuhkan waktu 3 detik, karena penambahan performa hybrid tersebut. Selisih waktu akselerasi tersebutlah yang menjadi pembanding keiritan skutik ini, disamping cara berkendara dan beban yang diangkut.

Tenaga hybridnya (assist) akan keluar di tarikan pertama, di kecepatan 20 km/jam, 40 km/jam, dan 60 km/jam. Assist yang keluar juga berbeda, tergantung mode berkendara yang kamu gunakan. Tenaga listrik yang keluar juga akan langsung diisi (charge) dengan putaran mesinnya.

Mengenai keiritan lagi, PCX hybrid ketika kami test mencatatkan angka konsumsi 40,2 km/L. Angka tersebut tidak mutlak ya BlackPals, tergantung bagaimana cara berkendara kamu sendiri. Rute yang kami ambil hanya berkisar kebon jeruk dan BSD, dan dilakukan di jam rush hour. Artinya, kemacetan pun kami hadapi dengan skutik besar ini. Cara berkendara kami pun untuk tarikan awal dilakukan secara perlahan, namun terkadang tarikan awal kami gaspol untuk menikmati performa tambahan dari teknologi hybrid-nya.

Fungsi kunci tetap sama berupa keyless, immobilizer, answer back system, dan ada alarm. Khusus untuk PCX Hybrid hadir dengan warma kunci yaitu biru.

Overall, kesan kami menggunakan skutik PCX Hybrid sangat menyenangkan, meskipun awalnya kami mengira penggerak skutik ini bisa berubah menggunakan tenaga listrik untuk sementara waktu. Jika ingin memiliki konsumsi bahan bakar yang hemat, BlackPals bisa gunakan mode drive (D) dalam berkendara. Namun jika ingin responsif bisa gunakan mode sport (S) dengan catatan BBM sedikit lebih boros.

Cukup disarankan untuk menggunakan skutik besar ini ketika touring, saat jalanan kosong, karena bodynya yang besar butuh keluwesan tersendiri. Untuk dipakai harian, bisa saja digunakan asal tidak tergesa-gesa, karena PCX sulit dibawa untuk menyalip kendaraan. Tetapi, kembali lagi ke kalian apakah menginginkan skutik besar ini dipakai harian, atau buat hobi saja. Initinya, Kami cukup kagum melihat AHM menerapkan teknologi hybrid pada skutik PCX ini.[prm/timBX]

Tags :

#
pcx,
#
pcx hybrid,
#
astra honda motor,
#
skuter matik