NOV 19, 2025@16:09 WIB | 45 Views
Nio mengumumkan secara resmi sub-merek Firefly akan memulai produksi model setir kanan atau right-hand drive (RHD). Model setir kanan akan membantu memperluas pasar sekaligus meningkatkan penjualannya.
Prioritas pasar baru untuk Firefly EV setir kanan adalah Australia, Selandia Baru, dan juga Asia Tenggara. Khusus untuk Asia Tenggara, batch pertama kendaraan ini akan langsung menuju Singapura, sebagai negara tujuan pertamanya.
Setelah Singapura, Nio sudah menentukan negara kedua di ASEAN dan itu adalah Thailand. Namun, negara kedua ini baru akan menerima Firefly EV setir kanan pada tahun 2026 mendatang.
Setelah Singapura dan Thailand, belum ada informasi lebih lanjut dari Nio negara berikutnya. Apakah itu Indonesia selanjutnya?
Kemungkinan itu sangat besar, apalagi Nio sudah pernah mendaftarkan desain bumper kendaraan yang diduga milik Firefly EV ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) sejak September 2024.
Menarik jika EV ini benar-benar mengaspal di jalanan Indonesia. Firefly EV akan meramaikan segmen ini mobil listrik kompak dan akan head-to-head dengan Neta V-II, BYD Dolphin dan Wuling Air EV.
Untuk harganya, tentu saja akan mirip dengan para kompetitornya yakni di rentang Rp200-400 jutaan.
Selain menyasar pasar Asia Tenggara, Nio juga akan memasuki pasar Inggris. CEO Firefly, Daniel Jin, mengatakan strateginya sangat simpel yakni masuk ke negara-negara tanpa hambatan tarif dalam jangka pendek.
Perlu diingat bahwa Firefly EV buatan Tiongkok dikenakan bea masuk tambahan sebesar 31% di Uni Eropa. Oleh karena itu, harganya dua kali lipat lebih mahal daripada di Tiongkok.
Daniel Jin juga menekankan bahwa pasar baru untuk Firefly EV setir kanan seperti Australia, Selandia Baru, dan Asia Tenggara tidak akan memberikan dampak kilat.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa laju penjualan Firefly EV kemungkinan akan lambat di wilayah-wilayah baru ini karena kepercayaan konsumen perlu dibangun. [wic/timBX]
