

DEC 30, 2025@17:51 WIB | 77 Views
Blackpals, Blacknews resmi jadi segmen baru di channel YouTube BlackXperience yang fokus ngebahas isu-isu otomotif paling hangat dan relevan di dunia modifikasi.
Di episode kali ini, host Agus ngobrol santai tapi berbobot bareng bro Akbar dari Akasia Motor.
Bahasannya beragam, mulai dari tren mobil diesel ngebul alias cumi darat, fenomena mesin legendaris 2JZ, sampai perkembangan velg lokal Indonesia yang makin serius kualitasnya.
Tren Cumi Darat, Kencang Enggak Harus Ngebul
Topik pertama langsung mengangkat fenomena cumi darat, sebutan buat mobil diesel yang identik dengan kebulan asap hitam tebal.

Menurut Akbar, tren ini sebenarnya lebih ke arah mindset lama yang kurang tepat, terutama kalau mobilnya dipakai harian.
“Biasanya kejar performance, misalnya mau harian torsi besar. Sebenernya kalau fine tuning bisa kenceng enggak harus ngebul. Karena menurut gue kalau ngebul banget itu over fuel. Kalau buat balap doang sih oke, tapi buat harian efek negatifnya lebih banyak,” ungkap Akbar.
Ia menjelaskan bahwa asap hitam berlebih menandakan pembakaran yang tidak efisien. Selain boros bahan bakar, efek jangka panjangnya bisa merusak mesin dan komponen pendukung.

Jadi buat Blackpals yang pengen diesel kencang tapi tetap nyaman dipakai sehari-hari, kuncinya ada di setting dan tuning yang rapi, bukan sekadar banyakin solar.
Mesin 2JZ GTE, Legenda atau Sekadar FOMO
Masuk ke topik kedua, Agus dan Akbar membahas mesin 2JZ GTE yang sampai sekarang masih sering jadi pilihan swap engine.
Mesin legendaris Toyota ini kerap disebut masih relevan dan sanggup melawan mesin-mesin modern.

“Memang mesin 2JZ GTE itu legend banget dan durability-nya kuat banget, bisa sampai 1000 HP. Menurut gue alasannya itu sih,” sebut Akbar.
Namun menurutnya, 2JZ bukan satu-satunya mesin kencang yang layak diperhitungkan. Masih banyak pilihan lain dengan karakter dan feel yang kurang lebih sebanding.
“Kalau bicara mesin 2JZ GTE ya memang kuat dan legend, tapi masih ada mesin RB26, N54, B-Series BMW. Kalau bicara feel ya kurang lebih bisa sama. Atau mesin-mesin Honda kayak H Series, B Series, F Series itu juga kenceng loh,” lanjutnya.
Intinya, pemilihan mesin sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, konsep build, dan budget. Jangan sampai cuma ikut tren tanpa paham karakter mesin yang dipakai.
Velg Lokal Indonesia, Enggak Bisa Dipandang Sebelah Mata
Topik ketiga membahas tren velg lokal Indonesia yang kini makin ramai dengan berbagai brand seperti HSR, Turbo Bastard, dan JF Luxury. Akbar menilai persepsi soal velg lokal sudah jauh berubah dibanding dulu.
“Mungkin dulu velg lokal dipandang sebelah mata, tapi sekarang lain. Pertama, setiap market pasti ada pembelinya, dan velg lokal udah ngebuktiin kualitasnya dengan berbagai uji testnya,” ujar Akbar yang datang ke studio menggunakan Honda Odyssey RA6 ceper andalannya.
Ia juga menegaskan bahwa memilih velg, baik lokal maupun impor, balik lagi ke selera dan kemampuan masing-masing.
“Menurut gue enggak salah. Pertama selera, terus sama kemampuan budget dan modifikasi. Kalau konsep dan aplikasikannya bener, ganteng juga kok,” tutup Akbar.

Obrolan di Blacknews kali ini ngebuktiin kalau dunia otomotif itu luas dan enggak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja.
Dari diesel kencang yang enggak harus ngebul, mesin legendaris yang masih relevan, sampai velg lokal yang kualitasnya makin matang, semuanya dibahas dengan sudut pandang realistis dan berpengalaman.
Buat Blackpals yang pengen dapet pembahasan lebih detail dan obrolan lengkapnya, langsung saja tonton video Blacknews episode ini di YouTube BlackXperience.
Klik video di bawah dan jangan lupa subscribe biar enggak ketinggalan isu otomotif panas berikutnya.
[ziz/timBX/berbagaisumber]