MENU
icon label
image label
blacklogo

Teknologi Pencitraan Termal Inframerah Ini Bisa Petakan COVID-19

MAR 27, 2020@14:15 WIB | 882 Views

Salah satu cara mencegah penyebaran virus corona alias COVID-19, tempat-tempat keramaian seperti bandara, stasiun MRT, sejulah perkantoran menggunakan termometer tembak untuk mengukur suhu tubuh setiap orang. Termometer tembak ini oleh petugas diarahkan ke kening orang yang akan diukur suhunya. Sinar laser merah membantu petugas mengarahkan bagian yang ingin diukur. Suhu badan kemudian akan ditampilkan di layar di bagian belakang.

Tahukah Anda, alat ukur suhu itu ternyata menggunakan sinar inframerah atau infrared. Termometer inframerah, atau biasa disebut termometer tembak, adalah sejenis pengukur suhu berbentuk mirip gagang pistol, yang bisa mendeteksi temperatur sebuah objek dalam hal ini setiap orang yang akan diukur suhu tubuhnya supaya dapat diketahui terpapar virus Corona atau tidak.

Tahukah BlackPals, kini sudah ada detektor suhu inframerah yang sepenuhnya otomatis. Detektor ini buatan FOTRIC dan telah dikirimkan ke ribuan lokasi demi memeriksa suhu tubuh yang abnormal akibat pandemi COVID-19 yang melanda nyaris seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Teknologi pencitraan termal inframerah ini memiliki sejumlah manfaat, termasuk pencitraan di seluruh cuaca. Teknologi ini juga kebal terhadap pengaruh cahaya, serta menyediakan citra yang jernih di siang atau malam hari. Lewat teknologi tersebut, pengukuran suhu bisa dilakukan tanpa bersentuhan.

Efisiensi Instalasi

Atas pertimbangan biaya produksi, FOTRIC mengembangkan alat instalasi cepat, termasuk host, kabel, tripod, dan komputer. Perangkat lunak juga telah terpasang (pre-installed). Instalasi di lokasi pun bisa dituntaskan dalam lima menit. Tanpa alat instalasi cepat, sistem ini bisa digunakan dalam 15 menit setelah pengguna mengikuti panduan berbentuk video tentang prosedur instalasi.

Pengukuran Suhu yang Cepat

Pengukuran suhu yang cepat terwujud berkat pencitraan termal inframerah. Jika orang berada di jangkauan perangkat ini, pengukuran suhu dapat dilakukan tanpa jeda dan tanpa image freezing sehingga suhu terdeteksi tanpa kontak fisik. Dalam kasus pemeriksaan suhu dua kanal yang lazim ditemui, kecepatan berjalan kaki yang normal mencapai 1,5 meter/detik. Untuk kebutuhan deteksi, jarak antara orang dibuat satu meter, dan kecepatan berjalan kaki diperlambat menjadi 0,75 meter/detik. Dengan demikian, setidaknya dua orang bisa diperiksa setiap tiga detik, atau 40 orang per menit, dan 2.400 orang per jam. Jika kecepatan berjalan kaki ditingkatkan menjadi 1 meter/detik, tingkat deteksi bisa mencapai 3.600 orang/jam.

Notifikasi Alarm Singkat

Layar monitor ganda (dual-view screen) menayangkan citra termal dan cahaya yang terlihat. Saat suhu tubuh abnormal terdeteksi, instrumen pemeriksaan suhu akan memicu sebuah alarm secara otomatis. Lewat fitur suara yang segera aktif, sistem ini menandai anomali suhu dalam gambar dengan kotak warna merah. Hasilnya, petugas pemantau bisa dengan cepat menemukan orang bersuhu tubuh tinggi. Di saat bersamaan, sistem ini mengambil foto secara otomatis, dan menjadikannya cadangan data.

Akurasi

Akurasi pengukuran suhu menjadi prioritas yang terwujud berkat penggunaan detektor polisilikon yang diimpor. Dengan detektor ini, pengukuran suhu yang akurat di beragam temperatur dapat dilakukan secara stabil. Sesuai dengan sertifikat kalibrasi yang diterbitkan Shanghai Institute of Quality Supervision and Inspection Technology, tingkat kekeliruan maksimum dalam pengukuran suhu secara berkelanjutan mencapai 0,2 derajat Celcius.

Stabilitas: AI Pencegah Alarm Palsu 

Mengingat rumitnya situasi pemeriksaan suhu tubuh, FOTRIC menerapkan algoritma deteksi wajah yang dilengkapi kecerdasan buatan (AI). Fitur ini hanya mendeteksi suhu pada bagian wajah yang tertayang dalam gambar. Benda-benda bersuhu panas yang dipegang seseorang tidak akan mengganggu pemeriksaan suhu. Berkat fitur ini, alarm palsu berkurang drastis, dan beban kerja petugas jadi ringan.

Detektor ini juga mampu menyusun koleksi suhu pada bagian wajah secara otomatis di beragam lingkungan. Hal ini membantu self-learning dan perubahan suhu lingkungan agar batas alarm suhu dapat disesuaikan secara seketika. Hasilnya, detektor bisa mencegah alarm palsu akibat rendahnya suhu di lingkungan sekitar pada pagi dan malam hari. [Asl/timBX]

Tags :

#
pencitraan termal inframerah,
#
termometer tembak,
#
pengukur suhu tubuh,
#
fotric

RELATED ARTICLE