MAR 13, 2015@14:54 WIB | 1,188 Views
Kali ini Liam Neeson kembali bekerja dengan sutradara Jaume Collet-Serra di film Run All Night. Perannya pun tak jauh-jauh dari jaket kulit, pistol dan darah. Pria 62 tahun itu kali ini berperan sebagai mafioso, tangan kanan Shawn Maguire (Ed Harris) yang dikenal sebagai Jimmy "Sang Penggali Kubur".
Julukan itu disematkan karena ia memang seorang pembunuh bayaran paling ditakuti di daerah Brooklyn. Shawn dan Jimmy sudah puluhan tahun mengarungi bisnis hitam bersama-sama. Keduanya sepertinya sudah lelah untuk mengarungi dunia mafioso. Akan tetapi akhir warna kehidupan Shawn dan Jimmy jauh berbeda.
Shawn masih berpengaruh dan ditakuti dengan tetap menjalankan bisnis positif di daerah Brooklyn. Sedangkan Jimmy, tidak terus, putus asa, sendirian dan setiap hari harus minum alkohol untuk menghilangkan ingatannya akan pembunuhan-pembunuhan yang pernah ia lakukan di masa lalu.
Sementara itu anak-anak Shawn dan Jimmy tumbuh menjadi pemuda-pemuda yang juga memiliki kehidupan yang berbeda pula. Danny anak Shawn menjadi mafioso muda yang akrab dengan heroin dan pistol di tangan. Sedangkan Mike anak Jimmy menjadi laki-laki pekerja biasa saja, bersih dan membenci ayahnya yang seorang mafioso.
Konflik mulai terjadi ketika Mike menjadi saksi mata atas pembunuhan yang dilakukan Danny. Danny yang sudah kalap hendak membunuh Mike dan mengambil tindakan ceroboh tanpa mengindahkan instruksi ayahnya. Terpaksa Jimmy pun membunuh Danny, anak sahabat sekaligus bosnya sendiri. Tak ayal, polisi-polisi korup, mafia, pembunuh profesional sampai Shawn pun memburunya. Jimmy, Mike dan keluarganya diburu semalaman untuk dibunuh.
Scene-scene thriller yang menegangkan, tembakan dan perkelahian jalanan dipertontonkan. Seperti film Non-Stop, sang sutradara Jaume Collet-Serra kembali memaksa Liam Nesson untuk melakukan aksi pelarian tanpa henti. Penonton akan diajak melihat gelapnya sisi kota Brooklyn serta banyaknya darah yang dicucurkan Jimmy demi melindungi nyawa anaknya Mike serta keluarga kecil Mike.
Hanya saja bumbu drama dan konflik Mike dengan Jimmy digarap kurang intim. Sebagai bumbu cerita yang muncul di tengah ketegangan aksi pelarian selama semalam di kota Brooklyn, justru kisah ayah dan anak ini mengendorkan suspensi ketegangan film thriller tersebut.
Karakter Liam Neeson sebagai Mafioso pun masih menyisakan sedikit kehangatan, tidak cukup dingin seperti biasanya. Walau begitu insting membunuh Liam Neeson cukup menyelamatkan film ini. Andai saja sisi dramatis film ini lebih digali lagi, maka ini akan menjadi film thriller Liam Neeson terbaik yang pernah dibuat sepanjang tahun ini.[Lalu/timBX]