JUL 16, 2025@17:15 WIB | 214 Views
Stellantis akhirnya mengibarkan bendera putih yang artinya menyerah pada pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Keputusan ini diambil perusahaan setelah secara resmi membatalkan peluncuran mobil van berukuran sedang dan kecil bertenaga hidrogen.
Pembatalan peluncuran juga diikuti dengan pemberitahuan kepada sejumlah staf penelitian dan pengembangan kendaraan hidrogen untuk segera bertugas ke proyek lain.
Pemilik merek Citroen, Fiat, dan Peugeot ini menyebutkan ekosistem kendaraan hidrogen sangat sulit untuk dibentuk untuk waktu sekarang.
Kesulitan ini didasari beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya permintaan bahan bakar hidrogen. Ini dipicu oleh terbatasnya infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen serta tingginya biaya.
Perusahaan bahkan telah memperhitungkan waktu yang tepat untuk kembali membangun pengembangan kendaraan hidrogen. Untuk van bertenaga hidrogen secara khusus, Stellantis memperhitungkan paling cepat akan terwujud setelah tahun 2030-an.
Waktu yang sangat lama tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat investasi untuk pengembangannya. Jean-Philippe Imparato, Kepala Operasi Stellantis Eropa berujar, “Pasar hidrogen merupakan segmen khusus, tanpa prospek keberlanjutan ekonomi jangka menengah”
Pengunduran diri Stellantis dari pengembangan kendaraan bertenaga hidrogen membuat perusahaan akan memfokuskannya ke hal lain.
Fokus utamanya adalah pengembangan kendaraan hibrida dan listrik di Eropa. Karena pengembangannya sedikit tricky, dimana kendaraan baru harus dibangun dengan kepatuhan peraturan CO2 yang ketat di Eropa.
Stellantis bukan satu-satunya yang meninggalkan hidrogen. Jenama mewah asal Jerman, BMW juga tengah mempertimbangkan kembali rencana mereka untuk membawa mobil hidrogen ke Inggris pada 2028.
Sebelumnya, pada awal tahun 2025, usaha patungan mobil van hidrogen milik Renault dan Hyvia terpaksa harus dilikuidasi karena tantangan infrastruktur dan tingginya persyaratan investasi. [wic/timBX].
