MAR 27, 2019@12:00 WIB | 1,760 Views
Adalah Pablo Vales, seorang spesialis IT yang punya segudang ‘tugas rumah’ memodifikasi motor. Builder berdarah Argentina tersebut banyak meluangkan waktunya yang relatif sempit untuk membangun motornya di Madrid, Spanyol. Soal produktivitasnya, Pablo berhasil membangun sebuah motor custom dalam setiap 12 bulan. Namun karena ada proyek khusus, ia berhasil membangun 3 motor sekaligus.
Honda Hornet atau dikenal dengan CBR600F, yang diluncurkan pada middle market di eropa, sekitar tahun 1998. Dengan mesin DOHC, 599cc, dengan model sports harus didesain ulang mengisi imajenasi Pablo terkait konsep café racer di otaknya. Tenaga mesinnya berhasil diturunkan dari 90 bhp ke 85 bhp.
Mesin 4 silinder inline tersebut menggantung dibawah sasi yang telah dibangun ulang. Posisi riding dibuat lebih santai, berkat suspensi yang sudah cukup bagus. Tugas beratnya bagaimana membangun motor café racer sesuai dengan eranya tahun 90-an.
Pablo membangun Honda Hornet untuk memenuhi gaya café racer yang klasik, namun tetap tidak mempengaruhi kinerjanya. Sasis dibuat ulang dengan gaya lebih rendah, terutama pada subframe yang dibuat agak landai. Subframe diganti dengan alumunium yang telah didesain dengan gimmick lubang berteknik laser. Tujuannya lebih mempermudah memasang ekor dan jok, namun terlihat lebih ringan.
Gaya café racernya sedikit pudar, ketika mesin tangkinya mengadopsi miliki Kawasaki Z650 lansiran tahun 85. Yang Pablo kejar, adalah menghilangkan gaya sporty, dengan tangki yang landai, dikolaborasikan dengan penutup bensin Monza.
Bagian depan hornet dipasangkan dek lampu dengan sedikit windshield menegaskan aliran café racer. Posisi riding ditunjang dengan stang clip on merek LSL dan memberikan ruang kemudi yang cukup lega. Pasalnya sepasang motogadget harus ditanam, spion dan grip aftermarket. Fender depan dibuat khusus, footpegs menggunakan GSXR, jok nan ramping.
Bagian airbox juga dihilangkan, digantikan dengan sedikit ruang untuk kelistrikan. Salah satu penggantinya adalah penggunaan baterai lithium yang lebih kecil pada ekor. Agar memberikan efek panjang, Pablo menambahkan muffler besutan GPR. Suspensi belakang menjadi maksimal akibat penggunaan monoshock Gubellini. [Ahs/timBX/foto : berbagai sumber]
