MENU
icon label
image label
blacklogo

Drag Never Die, Hans Tekno Tuner dan Chaezar Sharing Ilmu Balap Trek Lurus

DEC 19, 2022@12:00 WIB | 1,206 Views

Skena drag memang tak pernah mati, sejak mulai ramai di tahun 1995, antusiasme tak pernah surut walau tak pernah mencuat juga setenar motorsport lainnya. Menariknya, drag lantas berubah jadi motorsport yang terkesan underground mengingat minimnya wadah untuk olahraga ini. Nah, pada BlackTalks episode kali ini akan mengangkat all about drag motor dan drag mobil.

Kali ini Boy Prabowo ditemani dua narasumber keren yaitu Hans dari tim drag motor Tekno Tuner dan Chaezar yang merupakan pebalap drag mobil. Keduanya sudah cukup berpengalaman di dunia drag terutama Tekno Tuner yang sedang viral karena akan one-on-one drag dengan tim balap Thailand yang tentunya membuat obrolan kali ini semakin menarik.

Obrolan dimulai dengan topic viral Tekno Tuner versus Airnon tim drag asal negeri gajah putih. Hans menyampaikan jika sebelum nanti timnya bertarung home and away, mereka sempat berkunjung dulu ke Thailand untuk practice serta koordinasi masalah regulasi saat pertandingan. Ketika ditanya mengenai perbedaan drag di Thailand dan Indonesia, Hans menyampaikan “Dari hal simple aja udah beda kayak aspal trek, kalau di Indonesia, aspal yang digunakan lebih kurang sama dengan aspal jalan umum, kalau di Thailand ada drag strip pada setiap trek dari start hingga 50 meter ke depan.”

“Drag strip yang cenderung lengket ini tentu saja berpengaruh pada setingan mesin dan RPM joki saat start. Kalau di aspal sini joki saya Mee biasanya jaga RPM agar start tidak terlalu selip karena aspal yang licin, di Thai harus lebih tinggi karena ban tidak akan selip. Ini juga pengaruh pada setingan gear ratio.” Tambah Hans.

Menggunakan sistem bracket dan FFA dalam drag mobil, Chaezar mengungkapkan jika bracket ditentukan lewat QTT “Mobil 1500cc modal exhaust biasanya di bracket 16-17 detik. Kalau start bagus, shifting perfect dan dapet best time mobil itu, paling kita main di-bracket itu terus, tapi kalau mau main di bracket bawahnya lagi modif harus lebih banyak, ga cuma knalpot.”

Pindah lagi ngomongin drag motor yang secara mendasar terbagi atas dua jenis mesin, 2 langkah dan 4 langkah , Boy sang host pun menanyakan perbedaan cara handle-nya termasuk modifikasinya. “4-tak sekarang udah maju teknologi-nya, udah injeksi, udah ada mapping-nya, kalau 2-tak sendiri masih old school.” Ungkap Hans.

Banyak yang bilang drag adalah motorsport yang tidak membutuhkan skill tinggi karena mengandalkan mesin, namun anggapan ini ditepis kedua narsum. “Memang keliatannya cuma lurus aja, tapi kesulitannya juga banyak, mulai dari ambil start, shifting gear, sampai cara akselerasi,” ungkap Chaezar.

“Dan apa, drag adalah salah satu balap yang hanya memiliki 1 kesempatan saja, jadi everything has to be perfect, mulai dari kendaraan, joki dan teknik, one shot only, no room for mistake,” tutup Hans. [leo/timBX]

Tags :

#
drag race,
#
drag bike,
#
blacktalks,
#
blacklyfe