JAN 29, 2024@15:52 WIB | 717 Views
Di tengah tren mobil listrik yang terus naik daun, para produsen otomotif global berlomba menghadirkan kendaraan listrik dengan performa dan efisiensi terbaik. Mulai dari Eropa, Jepang, hingga Tiongkok, semua bersaing menawarkan teknologi baterai paling andal dengan jarak tempuh sejauh mungkin dalam satu kali pengisian daya.
Salah satu perdebatan yang muncul adalah soal teknologi baterai: baterai nikel vs baterai LFP. Mana yang lebih unggul? Mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar Indonesia?
Apa Itu Baterai Nikel (NMC) dan LFP?
Dua jenis baterai utama yang mendominasi pasar mobil listrik saat ini adalah NMC (Nickel Manganese Cobalt) dan LFP (Lithium Iron Phosphate). Keduanya mewakili pendekatan yang berbeda dalam hal performa, efisiensi, dan keamanan.
Baterai NMC memiliki kepadatan energi (energy density) tinggi, memungkinkan mobil listrik menempuh jarak lebih jauh dalam satu kali pengisian. Teknologi ini banyak digunakan pada mobil listrik premium dan varian long range, seperti:
- Tesla Model S dan Model 3 (Long Range/Performance)
- Hyundai IONIQ 5 dan IONIQ 6
- Kia EV6
- BMW iX dan i4
- Mercedes-Benz EQE dan EQS
Sebaliknya, baterai LFP unggul dalam hal stabilitas termal, umur pakai yang panjang, dan biaya produksi yang lebih rendah. Berkat kimia yang lebih stabil, baterai LFP lebih aman dari risiko overheat dan dapat diisi hingga 100% tanpa mempercepat degradasi. Model kendaraan yang menggunakan baterai LFP antara lain:
- BYD Atto 3, Dolphin, dan Seal
- Tesla Model 3 RWD dan Model Y RWD
- Wuling Air EV dan Binguo EV
- Chery E5
Kelebihan dan Kekurangan Baterai NMC
Kelebihan:
Kekurangan:
Indonesia yang kaya akan cadangan nikel bahkan membangun smelter di kawasan seperti Morowali untuk mendukung ekosistem baterai jenis ini. Namun, tantangan keamanan dan harga tetap menjadi pertimbangan penting.
Kelebihan dan Kekurangan Baterai LFP
Kelebihan:
Kekurangan:
Meski begitu, teknologi terus berkembang. Tesla, BYD, hingga Wuling telah mengembangkan mobil listrik berbasis baterai LFP dengan efisiensi lebih baik dan harga jual yang makin terjangkau untuk pasar Asia, termasuk Indonesia.
Mana yang Cocok untuk dipakai di Indonesia?
Sebagian besar pengguna kendaraan listrik di Indonesia memanfaatkan mobil untuk aktivitas dalam kota, dengan rata-rata jarak tempuh harian di bawah 100 km. Dalam konteks ini, baterai LFP lebih masuk akal karena:
Namun, bagi pengguna yang sering bepergian jauh ke luar kota atau menginginkan performa lebih tinggi, baterai NMC masih punya tempat tersendiri.
Baterai LFP vs Nikel, Pilih yang Sesuai Kebutuhan
Tidak ada satu jawaban mutlak untuk pertanyaan "mana yang lebih baik antara baterai LFP dan baterai NMC." Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan terbaik sangat bergantung pada kebutuhan pemakaian, preferensi keamanan, serta anggaran yang dimiliki.
Yang jelas, baik baterai LFP maupun baterai berbasis nikel akan terus berkembang mengikuti tren dan kebutuhan pasar. Konsumen hanya perlu memahami karakter masing-masing sebelum menentukan pilihan. [adi/crs]