OCT 07, 2025@13:06 WIB | 58 Views
Nissan telah menarik hampir 43.000 kendaraan listrik Leaf generasi kedua yang dijual di Amerika Serikat (AS). Recall ini diakibatkan masalah yang sama dari tahun lalu yakni mobil berpotensi terbakar ketika mengisi daya cepat DC.
Sampai berita ini ditulis, Nissan belum mampu menemukan solusi dari masalah ini. Perusahaan hanya mengeluarkan himbauan agar pemilik tidak terlalu sering mengunjungi stasiun pengisian daya cepat untuk sementara.
Masalah ini membuat Nissan melakukan dua kali penarikan terpisah. Recall terbaru mencakup 19.077 unit Leaf EV yang diproduksi antara 15 Juni 2021 dan 23 Mei 2023.
Penarikan ini melengkapi penarikan lain yang dikeluarkan tahun lalu , yang mencakup 23.887 kendaraan listrik Leaf dari tahun model 2019 dan 2020.
Berdasarkan data yang dipublikasikan di situs web Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) awal bulan ini diketahui baterai lithium-ion tegangan tinggi pada kendaraan yang terdampak dapat menghasilkan endapan lithium berlebih di dalam selnya.
Endapan itu meningkatkan resistansi dan berpotensi menyebabkan fluktuasi status pengisian daya. Saat menggunakan pengisi daya cepat DC, peningkatan resistansi listrik di dalam sel dapat menghasilkan banyak panas, dan jika pengisian daya terus berlanjut, baterai dapat terbakar.
Dua baterai Nissan baik yang 40 kilowatt-jam maupun 62 kilowatt-jam tercakup dalam kedua penarikan tersebut.
Solusi masalah dari tahun 2024 belum berhasil dihadirkan Nissan, namun itu akan segera berubah setelah juru bicara Nissan, Jannelle Grigsby memberikan update penyelidikan terbaru.
Jannelle menyebut masalah ini akan bisa diatasi ketika perangkat lunak terbaru akan tersedia. Pelanggan nantinya bisa melanjutkan pengisian cepat Level 3 dan ini sudah hampir tahap finalisasi perangkat lunak, jadi pelanggan tidak perlu menunggu hingga tahun berganti.[wic/timBX]
