MENU
icon label
image label
blacklogo

3 Pilihan Sedan Eropa Enty Level, Pilih Mana?

MAR 05, 2020@18:00 WIB | 1,158 Views

Jika sedang mengincar sedan Eropa terjangkau, tersedia tiga opsi dari pabrikan yang tidak diragukan lagi. Mercedes-Benz punya C-Class, BMW ada Seri-3, sementara Audi memboyong A4. Varian terbawah sah-sah saja dipilih, sebab tetap membawa nilai premium begitu pula gengsi sebuah merek. Bila berminat untuk membawa pulang, siapa yang sanggup memuaskan Anda?

Tercanggih

Di dalam ring tinju sedan kompak premium, BMW 320i Sport menjadi penantang entry level termutakhir. Lantaran dari segi generasi produk di pasar global, ia paling duluan berevolusi. Di saat Mercedes sedang menyiapkan penerus C-Class, dan Audi A4 baru di-facelift. Seri terlaris generasi G20 sendiri pun belum lama menginjakkan kaki di sini.

Tak sekadar gres, teknologi boleh dibilang tercanggih di antara kompetitor – setidaknya untuk saat ini. Seakan mendikte aturan permainan kelas eksekutif bertubuh kompak. Bagaimana tidak, fitur standar sangat komplet meski trim bawah. Jelas tergambar pertama kali saat memandang tampilan luar. Headlamp bukan sebatas LED, BMW Indonesia dengan bangga menyematkan Laser Lights sebagai bawaan pabrikan. Padahal di luaran sana, ini merupakan fitur opsional.

Nuansa teknologi tinggi juga tersaji kental dalam kabin 320i. Ada dua layar besar mendominasi dasbor berupa sistem infotainment dan panel instrumen digital. Pengaturan sarana multimedia dapat terlaksana lewat tuas kontrol di konsol tengah. Selain itu, rasa kekinian ditawarkan melalui asistensi berkendara. Tak hanya saat parkir, dapat bermanfaat kala terhadang jalan buntu.

Fitur terobosan ini mereka sebut Reversing Assistant. Jadi ketika pengemudi terpaksa harus mundur, tak perlu repot menyesuaikan setir untuk kembali ke jalan semula. Lingkar kemudi bakal berputar otomatis sebagaimana arah masuk sehingga tinggal mengatur gas dan rem saja.

Termurah

C180 terlahir sebagai opsi paling terjangkau di lini Mercedes-Benz. Bahkan di kelas sedan kompak Eropa sekalipun. Ia dibanderol Rp 756 juta (OFR), lebih murah ketimbang tipe terbontot A200 Sedan. Varian terbawah C-Class ini dikenalkan pada awal tahun namun sebenarnya bukan model teranyar. Ia masuk ke dalam jajaran W205 yang sudah resmi mengaspal sejak 2015.

Kendati terjangkau dan bukan model terkini, tetap dapat diekspektasikan cita rasa berkelas ala bintang. Jangan dulu merendahkan, secara kelengkapan fitur juga tidak dibiarkan ketinggalan zaman sebab C180 datang setelah pembaruan produk. Monitor digital bertengger di tengah dasbor dan tinggal di balik tudung instrumental. Mulai dari sarana hiburan, mode berkendara, sampai navigasi ada di sistem multimedia.

Melihat dari luar, C-Class menyajikan gaya Sonderklasse versi mini. Untuk C180 tidak dibuat standaran dan basic sama sekali. Setidaknya basis varian bawah sudah tidak sepolos zaman dahulu. Lampu LED high performance melekat di wajah. Juga di buritan, pendar dioda dijadikan sumber pencahayaan bokong. Soal pelek tak perlu khawatir, mengenakan sepatu alloy seperti A200 hatchback progressive line.

Anti Mainstream

Eksistensi pabrikan berlogo empat cincin menambah alternatif anti mainstream. Audi A4 2.0 TFSI boleh dipilih jika bosan melihat dua kompetitor banyak berseliweran di jalan raya. Tapi tampil beda tidak selalu menguntungkan. Soal desain tentu kembali sesuai selera namun terkait fitur nampaknya A4 non-Quattro ini tak memiliki taring setajam pesaing.

Contoh dari penampilan eksterior, varian bawah belum dibekali penerangan secanggih kasta atas. Tidak ada binar cantik sebuah headlamp LED serta keunikan Dynamic Indicator. Meski begitu pencahayaan di malam hari tetap dijaga Audi melalui Xenon headlamp. Tak kalah terang dengan LED, hanya saja rancangan tidak sefleksibel jika mengadopsi pendar dioda.

Interior juga tidak terlihat secanggih kontestan lain. Pasalnya, Audi Virtual Cockpit belum tersedia di A4 2.0 TFSI B9 ini, baru dapat dinikmati bila meminang varian Quattro. Jadi, elemen kekinian masih mengandalkan peranti Audi MMI (Multi Media Interface). Monitor di dasbor sudah pasti mejeng, namun monitor lain belum menguasai seluruh permukaan instrumen panel. Masih harus bersinergi dengan sarana analog.

Komparasi Mesin

Opsi terjangkau Mercedes-Benz berbekal pemacu daya paling ‘lemot’, dari segi kubikasi maupun torehan output. Kapasitas ruang bakar unit 4 silinder segaris M264 hanya 1.497 cc. Terlihat kecil bukan? Tapi jangan salah, angka ekstraksi tenaga dapat disetarakan dengan mesin 1,8 liter berkat turbo. Jantung C180 sanggup gelontorkan tenaga 160 PS serta torsi 250 Nm ke roda belakang melalui girboks otomatis 9 percepatan 9G-Tronic. Angka ini jelas terpaut dari model entry level lain yang bermesin 2.000 cc.

BMW 320i Sport dan Audi A4 2.0 TFSI bersaing ketat di sektor pembangkit tenaga. Keduanya dibekali mesin 2.000 cc turbo. Audi terlihat sedikit unggul. Mesin empat silinder kepunyaan Ingolstadt sanggup mengail tenaga sampai 193 PS disertai kekuatan memuntir 320 Nm. Sementara itu, BMW tampak sedikit terpaut dengan catatan 187 ps berikut torsi puncak 300 Nm.

Unik di Audi, ia menyalurkan tenaga ke roda depan saja tanpa embel-embel Quattro. Bukan Rear Wheel Drive seperti mobil lain. Daya terdistribusi melalui transmisi otomatis 7-Speed S Tronic. BMW membekali 320i Sport dengan girboks otomatis delapan percepatan guna mendistribusikan daya ke roda belakang.

Simpulan

Tiap jenama menjajakan diri dengan segala keunikan masing-masing. Yang pasti semua menganut material premium soft touch berikut standar fitur keselamatan lengkap ala Eropa. Three Zone Climate Control juga sudah pasti mengisi equipment list. Nah, kalau mencari titik paling terjangkau, C180 menarik untuk dipinang. Tapi kalau Anda seorang teknofilia, BMW 320i Sport diyakini dapat membuat kegirangan. Jika tidak suka mengikuti arus, silahkan pilih A4 2.0 TFSI meski taringnya tak setajam mobil lain di sisi fitur.[Mqd/Hsn/timBX]

Tags :

#
sedan,
#
mercedes benz,
#
c-class,
#
bmw,
#
seri-3,
#
audi,
#
a4