MENU
icon label
image label
blacklogo

Yasa Singgih Paramita, Sosok Kesuksesan Men’s Republic

SEP 08, 2017@10:00 WIB | 10,661 Views

Berawal dari berjualan kaus grosir Tanah Abang, siapa sangka Men's Republic kini jadi salah satu brand sandang khas pria lokal yang paling digemari. Saat ini pelanggan merek Men’s Republic sudah ada di seluruh kota besar Indonesia dan juga luar negeri, seperti Hong Kong, Makau, Taiwan, Malaysia, Filipina, hingga Nigeria.

Kesuksesan ini adalah buah dari kerja keras seorang pemuda inspiratif, Yasa Singgih Paramitha. Dengan modal awal ratusan ribu saja, kini ia mampu merauk keuntungan ratusan juta per bulannya. Terus mengasah naluri bisnisnya, label fashion pria kembangannya ini terus ketambahan koleksi-koleksi baru.

Berawal dari hanya kaos, kini lini produk sandang pria Men's Republicberalih ke produk sepatu pria. Bekerjasama dengan shoe maker lokal, link bisnisnya pun semakin luas dan meningkat. Di usia yang terbilang muda, Yasa kini sudah bisa jadi miliarder dengan pengalaman bisnis yang cukup menarik. Kegagalan pun pernah ia cicipi, jatuh bangun dan merugi sudah hal yang biasa baginya. Namun kisah perjuangannya patut dibagikan dan menjadi inspirasi.

Pemuda kelahiran 23 April 1995 asal Bekasi ini terlahir dari keluarga yang sederhana. Bahkan ia tidak menyangka bisa menjadi pengusaha karena memang bukan itu cita-citanya dari kecil. Hidupnya pun cenderung flat dan mainstream pada awalnya. Pikirannya hanya lulus SMA, kuliah, kerja, kemudian menjadi manajer dalam perusahaan. 

Namun semua itu berubah setelah kejadian buruk menimpa keluarganya, ketika sang ayah harus masuk rumah sakit karena serangan jantung. Saat itu, Yasa yang masih duduk di bangku 3 SMP mulai memutar otaknya untuk membantu keuangan keluarga dengan mulai mencari uang sendiri, diawali bekerja paruh waktu di event organizer dan MC di berbagai acara. Beberapa usaha telah digelutinya hingga akhirnya pada usia 16 tahun, Yasa banting setir ke bisnis fashion.

Memulai dengan mendesain kaus sendiri dan memasukkannya untuk diproduksi lewat koneksi orang tua temannya yang memiliki konveksi, Yasa mulai berjualan kaos hasil desainnya dengan modal hanya Rp 700 ribu. Nah untuk melebarkan lini produknya, Yasa mulai mengambil barang dari Tanah Abang dan menjualnya secara online di bawah payung Men’s Republic. Bermula dari pemasaran blog, Twitter, dan BBM.

Usaha ini menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan sehingga ia dapat modal untuk banting setir ke bisnis kuliner dengan mendirikan kedai “Ini Teh Kopi” di tahun 2012. Kedai yang didirikan dengan modal hasil penjualan kaos ini didirikan di kawasan Kebun Jeruk. Tak lama setelah kedai pertama di buka, ia sudah membuka cabang baru, di Mall Ambassador Jakarta Selatan. Kurangnya pengalaman dan determinasi membuat usaha ini merugi hingga Rp 100 juta yang membuat usaha kedai tutup berikut usaha penjualan kausnya, Ia dinyatakan bangkrut. Fokus kembali dengan sekolahnya dan menyelesaikan Ujian Negara, Yasa memutuskan untuk membangkitkan bisnis fashion-nya.

Tak mau gagal lagi, kali ini ia merencakan bisnisnya dengan lebih matang dan sistematis. Bendera Men’s Republic kembali berkibar dan fokus ke produk fashion pria, terjangkau tapi tetap classy, dan masih setia pada jalur pemasaran online. Sepatu kasual pria menjadi ciri khas utamanya, namun seiring waktu line produknya kian bertambah.

Pada usia ke 19, Yasa mendirikan perusahaan dengan nama PT Paramita Singgih untuk membawahi brand Men’s Republic. Kini dalam satu bulan Yasa dapat merauk pendapatan hingga ratusan juta rupiah dan hebatnya lagi, ia melakukan itu tanpa memiliki pabrik sendiri. Walau masih terlalu singkat, namun kisah inspiratif perjuangan bisnisnya kini telah ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul Never Too Young to Become a Billionaire yang berisi perjalanan, strategi dan nilai bisnis yang tentunya bagi pebisnis yang merangkak dari nol seperti dirinya.

Prestasinya ini diganjar beberapa penghargaan skala nasional hingga internasional. Salah satunya adalah menjadi juara satu Wirausaha Muda Mandiri Nasional kategori Mahasiswa Kreatif pada tahun 2015, tokoh Nyata Film Dokumenter Pemimpin Muda Bisnis dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada 2015, Marketeers Youth of The Year in 2016 oleh Mark Plus. Dan yang paling membanggakan, namanya masuk dalam 30 Under 30 Young Leaders & Entrepreneurs in Asia versi Forbes tahun 2017. [leo/timBX]

Tags :

#
yasa singgih paramita,
#
blackicon