JUL 08, 2019@17:17 WIB | 7,110 Views
Berkendara dengan gaya pastinya diinginkan semua pengguna motor. Untuk itu hadirlah Riders and Rules yang digagas oleh Calvin, guna mengakomodir kebutuhan bergaya para penunggang roda dua.
Calvin menggarap Riders and Rules berawal dari kecewa. Saat itu ia membeli sebuah helm custom yang ternyata hasilnya jauh dari yang ia harapkan dan justru mengecewakan. Untuk itu ia berniat untuk membuatnya sendiri agar lebih memuaskan dirinya.
“Saya belajar bikinnya. Saya bikin satu, kata orang bagus. Terus bikin 10, saya coba jual-jual online, taunya laku,” cerita Calvin saat bersua dengan tim BlackXperience.com.
Perlahan tapi pasti, Calvin dengan percaya diri memulai bisnisnya dengan Riders and Rules. Dari awalnya hanya menyediakan helm custom, kini mereka menyediakan beragam apparel lengkap, seperti jaket, sarung tangan, kaos, hingga gantungan kunci.
Perjalanan Calvin di bisnis ini pun bukan melulu tanpa hambatan. Sejumlah tantangan merintangi kiprahnya menyediakan apparel yang kini sudah begitu dikenal di kalangan pecinta roda dua. Namun ia menggaris bawahi bahwa tantangan terbesarnya adalah bagaimana bisnisnya dapat bertahan dan berkembang.
“Tantangannya itu bukan lagi bagaimana brand naik, tetapi lebih kepada bagaimana brand bertahan dan berkembang. Itu sih yang paling sulit,” aku Calvin.
Sebagai salah satu yang berkecimpung di dunia custom culture di Indonesia, Calvin melihat perkembangannya cukup pesat. Ditambah dengan adanya internet membuat prosesnya perkembangannya makin baik. Menurutnya perjalanan custom culture di Indonesia masih sangat panjang dan menjanjikan.
Melihat potensi ini, tak heran akan banyak pemain baru di ranah custom culture Indonesia. Untuk itu Calvin sangat mendukung akan hadirnya pendatang-pendatang baru di bidang kreatif satu ini. Sejumlah pesan pun ia sampaikan untuk yang baru ingin berkiprah.
“Jangan segan. Kalo lo emang suka motor dan custom culture, terus pasion. Toh, dari custom culture ini lo bisa hidup dari pasion lo. Saya termasuk yang bahagia dan bisa hidup dari custom culture,” pungkas Calvin. [Hlm/timBX]