MENU
icon label
image label
blacklogo

Santo Purnama, Inovator Indonesia Pencipta Alat Rapid Test COVID-19

APR 06, 2020@16:00 WIB | 4,569 Views

Satu lagi, Warga Negara Indonesia (WNI) mencuat namanya atas karya produk inovatifnya di bidang tes kesehatan mandiri. Santo Purnama namanya, pendiri perusahaan Sensing Self berpusat di Singapura. Berhasil menciptakan alat rapid test mandiri untuk virus korona yang resmi diproduksi sejak Februari 2020.

No lab visits, no doctors” dan “Just one finger prick of blood” dua kalimat kampanye yang terpampang di situs sensingself.me terkait alat Rapid Test COVID-19 yang mampu memberikan hasil tes mandiri dalam waktu hanya 10 menit. Selain hasil tes atau hasil deteksinya lebih cepat, akurasinya juga hingga 92% di hari pertama bagi pengguna yang terpapar korona.

Alat yang menggunakan analisis enzim ini dibanderol Rp 160.000 (USD 10), sehingga memungkinkan siapa saja dapat melakukan uji tes di rumah masing-masing. Alat rapid tesd korona buatan perusahaan yang bergerak di bidang tes kesehatan mandiri ini merupakan alat tes covid-19 mutakhir yang hasil tesnya lebih cepat keluar daripada alat tes lain selama pandemi korona mewabah.

Sebagai perbandingan, tes alternatif terpapar korona atau tidak ialah menggunakan nostril swab yang biayanya sebesar Rp 1,2 juta sekali tes. Proses metode ini pun bisa menghabiskan waktu hingga 1 jam. Sedangkan alat uji atau tes korona berbasis serologi yang mengambil sampel darah ini bisa mendapat hasilnya dalam 10 menit. Oleh karenanya produk hasil inovasi Sensing Self disebut sebagai rapid test.

Praktis, efisien, dan ekonomis, alat pendetek COVID-19 diklaim sudah mengantongi lisensi edar resmi dari tiga pasa penting di dunia. Antara lain, sertifikat CE di Eropa, persetujuan dari National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research untuk pasar India, dan persetujuan penggunaan alat tes Sensing Self dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk pasar Amerika Serikat.

Khusus di pasar AS, syarat penggunannya harus dilakukan di lembaga medis formal. Untuk India—yang memiliki ribuan kasus positif korona—sudah melakukan pemesanan alat tes ini sebanyak 3 Juta unit.

Sosok dan Inovasinya

Santo Purnama merupakan satu dari dua sosok penting yang mendirikan perusahaan biosains Sensing Self pada tahun 2016 di Singapura. Bersama temannya, Shripal Gandhi, perusahaan ini awalnya fokus memproduksi alat tes kesehatan yang bisa dilakukan secara mandiri dengan sampel darah, air liur, hingga air seni.

Sejak virus korona mewabah pertama kali di Wuhan, China, Sensing Self mulai fokus memproduksi alat tes COVID-19 yang dijual sesuai dengan biaya produksi tersebut. Sebenarnya, perusahaan Sensing Self ini memproduksi 2 alat tes virus korona.

Pertama, alat uji pendetek korona dengan mengambil sampel cairan pernapasan dan memanfaatkan metode molekuler atau PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh seseorang. Hasil tes dari alat yang sati ini bisa keluar dalam hitungan jam saja. Hanya saja, alat yang dikembangan perusahaan milik Santo ini baru tersedia di pasar Amerika serikat. Kedua, adalah alat tes virus korona yang berbasis serologi dengan cara mengambil sampel darah. Dengan alat ini, hasil tesnya keluar dalam 10 menit. Oleh karenanya ia disebut sebagai rapid test.

Untuk alat yang kedua ini, Santo berharap masyarakat Indonesia juga bisa memakainya. Sebab, bagi dia, di tengah pandemi korona, seluruh warga dunia ibarat orang buta. Dimana ia tak dapat melihat apakah dirinya terinfeksi virus korona atau tidak. Oleh karena itu, dengan alat rapid tes buatannya yang dijual dengan harga terjangkau, siapapun memiliki kesempatan melihat apa yang terjadi dalam dirinya.

Dia membangun perusahaan yang berhasil membuat alat rapid test mandiri untuk COVID-19 ini bersama rekannya, Shripal Gandhi. Secara khusus, perusahaan yang berpusat di Singapura tersebut bergerak di bidang pengembangan alat tes kesehatan mandiri. So, tak heran bila negara-negara di Eropa, India, dan Amerika tertarik untuk menggunakan hasil produksinya tersebut.

Santo adalah lulusan Purdue University dan Stanford University dengan disiplin keilmuan di bidang ilmu komputer dan teknologi. Sedangkan rekannya, Shripal Gandhi adalah lulusan University of Mumbai dan University of California pada jurusan teknik kimia dan biosains dengan predikat lulusan terbaik.

Atas Nama Kemanusiaan

Santo, sebagai WNI yang berhasil mengembangkan produk inovatif, alat tes terbaru untuk mendeteksi seseorang terinfeksi korona atau tidak, ingin membawa produk buatannya ke Indonesia. Sebagai anak bangsa, ia ingin membantu pemerintah Indonesia menanggulangi pandemi korona dengan alat rapid test hasil karya inovasinya.

Bagi Santo, dikutip dari keterangan resminya baru-baru ini, perang melawan korona adalah perang melawan waktu. Menjadi masuk akal, jika salah satu alat yang tepat digunakan perangi pandemi adalah alat buatan perusahaan biosains Sensing Self yang hanya dalam waktu 10 menit sudah dapat melihat hasilnya. Selain itu, melakukan tes secepat dan seluas mungkin di wilayah Indonesia akan mampu menekan laju pertumbuhan penyebarannya yang cepat.

"Kami berharap Pemerintah Indonesia bisa memberikan respon positif bagi inisiatif kami untuk membawa alat tes mandiri ini ke Indonesia. Jika setiap orang bisa melakukan tes mandiri, kita bisa meminimalisir risiko infeksi ketika pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan tes, serta mengurangi beban tenaga medis yang sudah amat kewalahan."

Santo meyakini, hadirnya alat tes mandiri seperti Sensing Self dapat membantu pemerintah sediakan akses tes lebih aman, praktis, dan terjangkau untuk warga negara. Apabila, misal terdapat pasien positif, mereka bisa langsung melakukan isolasi mandiri atau mendapatkan perawatan di rumah sakit. “Dengan begitu, para tenaga medis bisa benar-benar memfokuskan diri untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala menengah-parah, alih-alih menghabiskan waktu untuk melakukan tes pada ribuan orang," ungkap Santo.

Guna mendapat informasi lebih mendalam tentang alat rapid test ini silahkan simak di sini. [Asl/timBX]

Tags :

#
rapid test covid-19,
#
sensing self,
#
santo purnama,
#
inovator indonesia