JAN 07, 2020@17:00 WIB | 842 Views
Raksasa elektronik Jepang, Sony memperkenalkan konsep mobil elektrik pertamanya yang mereka sebut sebagai The Vision S, yang cukup menyihir pengunjung pameran CES. Memang jauh dari jawaban, kapan waktu yang tepat untuk produksi, melainkan Sony benar-benar mempersiapkan sebagai mobil masa depan.
Secara desain ada bagian karakter bonnet depan yang mirip dengan Tesla Model 3 atau model Porsche Taycan dengan air scoop yang lebar didepan ruang fender. Walhasil Sony secara halus mengelabuhi mobil mana yangmenginspirasinya.
Mengusung varian sedan 4 pintu, dan diluncurkan secara diam-diam sebagai versi elektrik. Vision S menggunakan 33 sensor, termasuk radar, lidar, dan kamera. Namun klaim Sony diluar prediksi, bahwasannya, inovasi nyata yang dibangun adalah menggabungkan data dari semua mobil listrik untuk memproduksi varian dengan data yang lebih clear dan minim error.
Meski terbilang pendatang baru, Sony sebenarnya telah membuat sensor CMOS yang digunakan pada kamera di mobil Toyota Corolla dan Lexus NX. Begitu juga dengan Lidar miliknya The Eyes, dari mobil elektrik mampu merasakan seberapa jauh sebuah obstacle di jalanan, itu menjadi pujian tersendiri.
Pasalnya perlombaan membuat Lidar yang lebih murah, menjadi konten paling hangat dalam teknologi industri otomotif. Sony berusaha head to head dengan dua pendatang Quanergy dan LeddarTech serta dua perusahaan existing Velodyne dan Bosch.
Sisi inteiornya memiliki layar dashboard panoramik membentang diseluruh kaca depan. Kursi belakangnya juga dibekali layar sendiri, dikawinkan dengan panoramic audio 360 derajat. "Kami percaya evolusi mobilitas akan mendefinisikan sebagai ruang hiburan yang baru," tutur CEO Sony, Kenichiro Yoshida.
Dibalik kesuksesan atas platform Vision S, ada campurtangan pihak lain seperti Magna, pabrik Kanada yang juga mensupport GM, Ford, Mercedes dan Tesla. Sony juga diberikan bantuan dari mitra lain seperti Qualcomm, Continental dan Nvidia.[Ahs/timBX]
