

DEC 15, 2025@16:00 WIB | 73 Views
Blackpals, dunia modifikasi mobil itu luas, tapi satu komponen yang paling gampang bikin mobil naik kelas atau justru kelihatan salah arah adalah velg. Salah pilih velg bisa bikin mobil kelihatan maksa, nggak nyambung sama konsep, bahkan ganggu fungsi harian.
Nah, buat ngebahas hal itu lebih dalam, BlackXperience resmi punya kanal YouTube baru bernama Black Parts.
Di Black Parts, pembahasannya fokus ke part-part modifikasi mobil, mulai dari jenis, fungsi, karakter, sampai cara milih dan masangnya yang benar. Bukan cuma soal tampang, tapi juga logika modifikasi.
Di episode kali ini, Black Parts ngobrol bareng Bro Diwan, owner Eurovolution, sosok yang udah lama malang melintang di dunia velg Indonesia dan paham betul karakter tiap aliran modifikasi.
"Sebelum kita bahas velg dan aliran modifikasi mobilnya, pertama yang gue sarankan tuh itu mobil pemakaiannya gimana? Show car only atau dipakai daily, karena beda loh setelan dan fitmentnya enggak bisa dipaksain,"buka Diwan kami temui di bengkelnya alias Condet, Jakarta Timur.
Velg Itu Harus Sejalan Sama Aliran Modifikasi dan Jenis Mobil
Menurut Bro Diwan, velg bukan sekadar bundar dan mahal. Velg itu identitas. Aliran modifikasi mobil harus kebaca dari kaki-kakinya. Kalau dari awal konsepnya udah salah, semahal apa pun velg yang dipakai, rasanya tetap nggak dapet.
"Gini kalo saran gue ya konsep udah jelas dulu, mau dibikin stance, VIP, racing, JDM atau apa. Kalau mobil Eropa main velg tuner aja udah ganteng, kalau mobil Jepang lebih bervariatif. Abis itu tinggal mainin suspensinya aja,"terus Diwan yang datang ke bengkel bawa Nissan Fairlady hitamnya ini.

Untuk mobil Eropa, pendekatannya jelas beda. Mobil-mobil seperti Mercedes-Benz, BMW, atau Audi akan lebih masuk kalau pakai velg tuner Eropa.
Nama-nama seperti Brabus, AMG, Hartge, Alpina, atau model OEM plus masih jadi pilihan aman. Karakternya mature, proporsional, dan kelihatan “pabrik tapi mahal”. Kalau mobil Eropa malah dipasang velg yang terlalu racing Jepang, sering kali kesannya jadi nanggung.
Mobil Jepang dan DNA JDM yang Kuat
Kalau ngomongin mobil Jepang, aliran JDM masih jadi raja.

Velg-velg seperti Volk Rays TE37, Enkei RPF01, Work, SSR, sampai Advan punya karakter yang memang lahir bareng kultur motorsport Jepang. Dipasang ke Civic, Integra, Silvia, atau Lancer, langsung nyambung tanpa banyak debat.
Bro Diwan juga menekankan kalau JDM itu bukan cuma soal merek, tapi juga proporsi. Offset, lebar velg, dan ukuran ban harus selaras. Jangan cuma ngejar velg legend tapi fitment-nya berantakan.
South Style dan Gaya 2000-an yang Ikonik
Buat Blackpals yang doyan gaya beda, ada juga South Style, aliran khas awal 2000-an. Ini gaya di mana mobil Jepang dipasang velg Eropa, misalnya Civic atau Accord pakai velg Mercedes.
"Wah ini sih yang tau AL nih alias 'Anak Lama'. jaman era tahun 90 sampai awal tahun 2000an itu pilihan velg belum sebanyak sekarang, dan dulu kan yang main mobil anak kuliah, SMA bahkan ada yang SMP. Jadi uangnya enggak banyak, ada sih velg racing atau tuner tapi mahal, jalan keluarnya ya pakai velg original atau copotan mobil Eropa, paling favorit tuh velg mercy,"cerita Diwan.
"Uniknya, justru enggak nempel di mobil Eropa lagi tapi nempel di mobil Jepangan. Kayak Kijang pakai velg mercy, bela-belain custom PCD tuh, terus sedan Jepang pakai velg mercy, main simpel tapi keren. Eh sekarang ngetrend lagi,"sambungnya.
Dulu gaya ini sempat dianggap nyeleneh, tapi sekarang justru jadi statement. Kuncinya ada di eksekusi. Kalau setengah-setengah, kelihatan salah.
Tapi kalau rapi, stance dapet, dan konsepnya jelas, South Style bisa kelihatan classy dan unik. Ini bukan gaya buat semua orang, tapi buat yang berani dan paham konsep.
Ukuran Velg dan Fitment Nggak Bisa Asal

Selain aliran, ukuran velg dan fitment juga jadi topik penting. Nggak semua mobil cocok pakai velg besar. Ada yang enak di 15 inci, ada yang baru hidup di 18 inci. Semua balik ke fungsi dan penggunaan.
Ada yang ngejar fender to lips biar roda sejajar bibir fender. Ada juga yang main celup, velg masuk ke dalam fender dengan stance rapi. Sementara buat yang doyan performa, meaty fitment dengan ban tebal masih jadi pilihan karena nyaman dan fungsional.
Bro Diwan juga ngingetin soal perbedaan daily use dan showcar. Mobil harian harus mikirin kenyamanan, gesekan ban, dan durability. Showcar boleh ekstrem, tapi itu punya konsekuensi. Jangan sampai gaya mengorbankan fungsi kalau mobil masih dipakai tiap hari.
Velg Mahal Nggak Ada Artinya Kalau Salah Konsep
Intinya, velg bagus itu bukan soal harga atau merek doang. Yang penting adalah nyambung sama mobil, aliran modifikasi jelas, dan pemakaiannya sesuai kebutuhan. Itulah kenapa edukasi soal velg penting, dan di situlah peran Black Parts hadir.
Buat Blackpals yang pengen dapet pembahasan lebih detail langsung dari Bro Diwan, lengkap dengan contoh real, penjelasan teknis, dan sudut pandang praktisi velg, tonton video lengkapnya di bawah ini ya, pals.
[ziz/timBX]