NOV 20, 2018@14:45 WIB | 711 Views
Fenati, yang pernah menjadi anak didik dari legenda MotoGP Valentino Rossi, menjadi berita utama ketika dia mencoba untuk meraih tuas rem pesaing saat balapan Moto2 pada bulan September sehingga membuat banyak orang kehilangan respek.
Dia langsung dipotong dari skuad Moto2 dan kontraknya pada tahun 2019 dengan MV Agusta dalam seri yang sama juga dihentikan, sebelum lisensi FIM-nya ditarik untuk sisa tahun ini.
Meskipun karirnya tampak rusak dan tak dapat diperbaiki, pria 22 tahun itu kembali dikaitkan dengan paddock grand prix.
MV Agusta dianggap telah mempertimbangkan untuk mengembalikan kesepakatannya – yang menyewa jasa Dominique Aegerter – sebelum Marinelli Sniper membuat panggilan untuk membawanya kembali bersama Toni Arbolino.
Ditanyakan pada logika Fenati kembali ke Moto3 daripada melanjutkan karir di kelas menengah, Mirko Cecchini (kepala teknologi Marinelli Snipers) berkata “Sepertinya dia ingin memulai dari nol. Ini adalah kehidupan baru baginya, dan baiklah, dia melakukan kesalahan besar, tapi saya pikir media telah membuatnya lebih besar dari apa yang pantas dia dapatkan."
“Jadi, kami dukung untuk memulai hidup baru bersama kami. Ini adalah poin yang bagus untuk kami, karena kami memiliki seorang pembalap muda yang tumbuh dalam diri Toni dan pembalap yang berpengalaman tahun depan.”
Tim sebelumnya telah menandatangani Makar Yurchenko untuk 2019, tetapi pembalap Kazakhstan itu telah memberi jalan bagi Fenati pada daftar masuk Moto3 musim depan dan akan bergabung dengan tim RBA Boe Skull Rider.
Fenati awalnya menghabiskan enam musim di Moto3, mengambil podium pada debut tingkat grand prix pada tahun 2012 dan memenangkan balapan keduanya.
Karirnya kemudian mengalami sejumlah masalah, termasuk sengit dengan tim VR46 sebelum ia menyelesaikan balap sebagai runner-up hingga Suzuki MotoGP merekrut Joan Mir.[aha/timBX]
