MENU
icon label
image label
blacklogo

Enam Kerusakan yang Bisa Terjadi pada Mobil Setelah Menerjang Banjir

APR 10, 2019@17:21 WIB | 1,825 Views

Belakangan ini, hujan dengan intensitas tinggi kerap mengguyur banyak daerah, yang mana hal ini tentunya menjadi pemicu terjadinya banjir. Seperti yang kita tahu, banjir bisa merugikan banyak aspek seperti lingkungan, kesehatan, hingga kendaraan yang kita kendarai.

Blackpals pasti sudah tahu kenapa banjir bisa merugikan kendaraan kita. Ya, dengan adanya banjir, tidak sedikit dari kita yang tetap nekat menerabasnya dengan alasan supaya kita bisa sampai lebih cepat di tujuan kita. Umumnya, hal ini banyak dilakukan oleh para pengemudi mobil. Sadar atau tidak, tindakan tersebut akan berpengaruh terhadap beberapa komponen mobil, yang jika dibiarkan bisa menimbulkan kerusakan yang serius.

Bagi Blackpals yang suka menerjang banjir dengan mobil, perlu diketahui kalau tindakan tersebut setidaknya bisa menimbulkan enam kerusakan pada mobil. Kerusakan yang terjadi tentu tak bisa dianggap sepele karena jika dibiarkan, maka mau tidak mau, Blackpals harus merogoh kocek dalam-dalam untuk memperbaikinya.

Bila Blackpals menerjang banjir dengan mobil bertransmisi manual, sangat tidak dianjurkan memarkir mobil sesaat setelah terkena banjir. Air yang merembes ke kopling, akan membuat kopling dan dekrup menjadi lembab. Kelembaban ini mengakibatkan pelat kopling dan dekrup menempel.

Bila ini terjadi, ada cara yang bisa dilakukan, yakni dengan memasukkan gigi satu dalam keadaan mesin mati, kemudian dengan menginjak kopling, dan nyalakan mesin. Mobil akan meloncat maju sesaat dan sentakan tersebut dapat melepas kopling dari dekrup. Sebagai pencegahannya, setelah melewati banjir jalankan mobil sekitar setengah jam dengan sering melakukan perpindahan gigi.

Bagian kedua yang rentan disisipi air ketika terendam banjir adalah transmisi. Begitu air masuk, maka oli di dalamnya akan terkontaminasi. Oli yang tercampur air akan kehilangan daya lumasnya secara drastis. Selain itu, air akan membuat komponen mesin lebih rentan terkena karat.

Namun sebelum karat terjadi, daya lumas oli yang berkurang akan membuat bagian yang bergesekan menjadi aus secara dini. Cara mencegah kerusakan akibat oli terkontaminasi adalah dengan memeriksa warna oli setelah melewati banjir. Oli yang tercampur air akan berwarna lebih muda dan bersifat lebih cair. Bila ini terjadi, segera ganti oli untuk menghindari kerusakan parah.

Ketiga, akan ada potensi alternator korslet. Alternator sendiri merupakan komponen yang mengubah putaran mesin menjadi arus listrik. Sebetulnya bagian ini tidak rentan rusak bila terkena air, tapi zaman sekarang mobil sudah banyak yang memakai alternator canggih dengan IC (integrated circuit) di dalamnya, dan bisa rusak bila terendam air.

Bila alternator tak berfungsi, maka aki akan cepat tekor dalam waktu singkat dan mobil akan mogok akibat kehabisan listrik. Matinya alternator akan ditBlackpalsi dengan menyalanya indikator aki di dasbor. Solusi terbaik untuk mencegah hal tersebut adalah membuatkan pelindung untuk menepis air dari alternator.

Keempat adalah gejala water hammer,yang merupakan fenomena ketika air masuk ke dalam ruang bakar ketika mesin sedang bekerja. Akibatnya, piston yang sejatinya mengkompres udara dan bahan bakar pun harus mengkompres air yang masuk. Berhubung air adalah zat yang tidak bisa dikompres, maka akan terjadi tekanan sangat tinggi di dalam ruang bakar yang mengakibatkan piston berlubang, setang piston patah serta blok mesin pecah.

Efeknya, Biaya perbaikan menjadi sangat mahal, apalagi bila mobil tersebut sudah menggunakan teknologi mesin yang canggih. Ketika terpaksa menerjang banjir, pastikan letak saluran masuk udara ke mesin cukup tinggi. Saat melibas banjir, usahakan putaran mesin tetap di bawah 1.500 rpm, karena semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi pula kemungkinan air terisap ke mesin.

Kelima adalah rem berkarat. Sama halnya seperti kopling, kampas dan piringan rem mudah berkarat bila dalam keadaan lembab. Saat kita menarik rem tangan, kampas rem belakang bisa menempel dengan piringannya. Gejala menempelnya rem bisa kita rasakan setelah rem tangan dilepas, namun laju mobil tetap terhambat.

Atasi dengan memaksakan mobil maju sehingga rem terlepas dari piringannya. Tapi bila kadar menempelnya sudah sangat erat, bisa terjadi kerusakan pada kampas maupun piringan rem. Untuk mencegah hal seperti ini, setelah melewati banjir injaklah pedal rem sedikit sembari tetap menginjak gas. Hal ini akan membuang air serta menimbulkan panas pada rem sehingga air menguap.

Terakhir adalah ECU korslet. Saat ini banyak mobil keluaran baru memiliki engine control unit (ECU) yang diletakkan di dalam ruang mesin. Posisi ini jelas rentan terkena air saat melibas banjir. Jika sampai terjadi korslet, maka Blackpals harus mengganti seperangkat ECU baru, tidak bisa bagian per bagian.

Guna mencegah hal tersebut, jangan lewati banjir dengan kecepatan tinggi, sehingga meminimalkan risiko terjadi cipratan. Bila memungkinkan, buatlah pelindung ECU, terutama di bagian soket, supaya lebih tahan bila terkena air.

Tags :

#
kerusakan mobil

RELATED ARTICLE