JUL 10, 2018@20:00 WIB | 784 Views
Tesla telah mengekspor banyak kendaraan listrik ke China daripada mobil milik kompetitornya saat ini, tetapi ekspor perusahaan cenderung melambat karena harga Model S dan Model X telah dinaikkan secara signifikan karena meningkatnya tarif bea masuk sebagai bagian dari perang perdagangan yang meningkat saat ini antara Cina dan Amerika Serikat.
Karena perang tersebut, sepertinya Tesla harus berpikir ulang sampai bisa memproduksi mobil secara lokal. Selama akhir pekan, harga Model S dan Model X meningkat $ 22.600 atau Rp 324,2 juta hingga $ 539,5 juta tergantung pada versinya.
Itu adalah kenaikan harga yang signifikan karena tarif 25% semula seharusnya dikurangi menjadi 15%, tetapi malah meningkat menjadi 40% sebagai pembalasan atas daftar tarif terbaru dari AS untuk produk Cina.
Di Cina, penjualan Tesla berjalan cukup baik meskipun ada bea masuk sebesar 25%. Pembuat mobil yang berbasis di California tersebut telah menggandakan penjualannya menjadi lebih dari $ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun di Cina tahun lalu dan mereka sejauh ini memimpin penjualan mobil listrik asing di negara itu.
Tapi sekarang harga yang lebih tinggi diperkirakan akan mempengaruhi penjualannya sampai mereka dapat membangun kapasitas manufaktur lokal untuk menghindari tarif sama sekali. Bukan karena harganya yang mahal saja, beberapa perusahaan otomotif lokal juga telah memproduksi mobil listrik mereka.[prm/timBX]