OCT 23, 2025@20:00 WIB | 66 Views
Mazda tampaknya kembali memainkan strategi menarik di pasar SUV menengah. Setelah memperkenalkan CX-60 G25 dengan mesin empat silinder 2.5 liter non-turbo, pabrikan asal Hiroshima ini memproyeksikan varian baru itu bakal menjadi penyumbang penjualan terbesar di keluarga CX-60. Tapi di sisi lain, Mazda memastikan langkah serupa tidak akan diterapkan ke model CX-70, CX-80, maupun CX-90 yang berbagi platform serupa.
Model CX-60 G25 sendiri hadir sebagai varian paling terjangkau di jajaran SUV berbasis Large Architecture milik Mazda. Mesin 2.5 liter naturally aspirated tanpa sistem hybrid ini menjadi opsi bagi konsumen yang menginginkan efisiensi dan harga lebih kompetitif dibanding versi enam silinder atau plug-in hybrid.
Berdasarkan data peluncuran di Australia, Mazda memperkirakan varian G25 akan menyumbang 34 persen dari total penjualan CX-60. Sementara varian enam silinder G40e diperkirakan 29 persen, P50e plug-in hybrid sekitar 20 persen, dan D50e diesel di kisaran 17 persen.
Kehadiran varian entry-level ini jelas memperluas daya tarik CX-60, tetapi Mazda Australia menegaskan tak akan membawa mesin serupa ke model CX-70, CX-80, atau CX-90. Menurut Vinesh Bhindi, Managing Director Mazda Australia, keputusan ini bukan sekadar strategi pasar, tetapi juga faktor teknis. “Itu tidak tersedia dari pabrik. Tidak ada pengembangan rekayasa untuk mesin 2.5 liter di model lain,” ujarnya.
Bobot Mesin Jadi Perhatian
Logikanya cukup sederhana sekali, CX-60 adalah SUV lima penumpang dengan bobot mulai 1.847 kg. Sedangkan CX-80 dan CX-90 masing-masing menembus 2.000 kg lebih. Artinya, mesin empat silinder tanpa turbo mungkin terlalu ringan untuk menopang performa SUV besar dengan konfigurasi enam atau tujuh penumpang. Bhindi menambahkan, “Semakin besar ukurannya, maka mesin inline-six jauh lebih cocok dengan karakter mobil tersebut.”
Dari sisi teknis, versi empat silinder CX-60 memangkas bobot sekitar 158 kg dibanding varian enam silinder berpenggerak empat roda, memberikan rasa berkendara yang lebih ringan dan efisien untuk kebutuhan harian. Namun, di segmen SUV besar seperti CX-90, pemangkasan tenaga bisa berarti kehilangan karakter utama Mazda: keseimbangan antara performa dan dinamika.
Keputusan Mazda ini sekaligus menegaskan arah pengembangan Large Architecture: efisiensi di model menengah, performa di model besar. CX-60 dengan mesin 2.5 liter menjadi pintu masuk baru bagi konsumen yang ingin merasakan DNA premium Mazda tanpa harus membayar harga varian flagship. Alias jadi jembatan konsumen baru yang belum memiliki Mazda untuk berkenalan dengan produk mereka lewat varian termurah-nya.
Tapi untuk SUV yang lebih besar, Mazda tetap menjaga filosofi lamanya yang terkenal dengan julukan “jinba ittai”, keselarasan antara tenaga, bobot, dan pengendalian. Karena menurut mereka, hanya bisa dicapai lewat mesin enam silinder.