MENU
icon label
image label
blacklogo

F2: FlashBack - Dengan Mobil Rusak, Rio Haryanto Mampu Raih Kemenangan Dramatis

JUL 12, 2017@17:00 WIB | 1,549 Views

Siapa yang tidak kenal dengan Rio Haryanto? Yap.. Pebalap berdarah Indonesia tersebut pernah merasakah getir dan manisnya kejuaraan formula 1 di musim 2016 lalu. Meski kiprahnya tidak terlalu menonjol di mata dunia, namun pebalap asal Surakarta tersebut pernah menunjukan performa hebatnya di sirkuit Austria sewaktu dirinya masih membalap dalam kejuaraan dunia GP2 untuk tim Campos Racing.

Mari kita flashback tentang kiprah hebatnya Rio di Austria GP2. Melakoni GP2 Series di Austria, pebalap Rio Haryanto meraih kemenangan kedua secara dramatis. Pasalnya ia mampu menahan 3 lawan sekaligus dibelakangnya dengan keadaaan mobil balapnya rusak termasuk dari pebalap Stoffel Vandoorne yang tampil dominan di musim 2015.

Banyak komentar berlatar belakang pujian untuk performa yang diperlihatkan Rio Haryanto dikala itu. Komentar tersebut datang dari Alex Jacques dan Jolyon Palmer [pebalap F1 di tim Renault sejak 2016] yang menjadi komentator TV pada waktu itu.

"Sebuah kemampuan mengemudi yang menakjubkan dari Rio Haryanto! Salah satu kemampuan defensif terbaik dalam sejarah GP2!" ujar Jacques ketika Rio melintasi garis finis. "Anda pantas menjuarai balapan, Rio Haryanto. Sesuatu yang istimewa untuk menahan pebalap Artem Markelov dan kemudian Stoffel Vandoorne.

"Anda bisa mengerti jika itu terjadi di Monako yang jelas terkenal sangat sulit untuk menyalip tapi di sini bagi Rio untuk terus menangkis banyak serangan dari lawannya dibelakang dengan mobil balapnya yang mengalami kerusakan, tentu sangat spesial," tambah Jacques.

Palmer pun berkomentar: "Kemampuan mengemudi yang fantastis dan defensif yang hebat, kencang di saat yang penting, mencetak kemenangan yang sangat pantas ia dapatkan... Di sepanjang balapan itu ia tidak pernah tertantang oleh siapapun."

Dikala itu, mobil Rio mengalami kerusakan di bagian kanan sayap depannya, tepatnya bagian cascade kanan yang terlepas dari tiang penyangganya setelah bersenggolan dengan Markelov. Fungsi utama dari cascade sayap depan sendiri adalah mengarahkan aliran udara supaya tidak menghantam roda depan sehingga bisa mengalir lebih efisien ke bagian-bagian mobil di belakangnya seperti sidepod.

Adapun beberapa dampak negatif dari kerusakan komponen tersebut adalah:
1. Berkurangnya kestabilan mobil dan munculnya getaran-getaran di setiap titik sirkuit
2. Kehilangan daya cengkeram yang dibutuhkan saat menikung
3. Kehilangan daya cengkeram yang dibutuhkan saat mengerem
4. Kehilangan daya cengkeram yang dibutuhkan saat berakselerasi
5. Kehilangan kecepatan karena tambahan hambatan angin (drag)
6. Semua hal di atas dapat berperan dalam memperpendek usia ban

Dengan berbagai masalah di atas, Rio bisa menjadi sasaran empuk bagi para pembalap di belakangnya, apalagi mengingat Red Bull Ring adalah sirkuit berkarakter relatif cepat, cukup lebar, dan memiliki dua zona aktivasi Drag Reduction System. Seperti yang tertera pada laman motorsport. Meski demikian, Rio masih mampu beradaptasi dan mengubah gaya mengemudinya, termasuk menghindari penguncian roda saat mengereman keras di Tikungan 3 dan berakselerasi lebih awal di exit tikungan yang menanjak ke kanan tersebut.

Seperti rilis yang diterima pada 21 Juni 2015 lalu mengatakan, bahwa pebalap kebanggaan Indonesia satu-satunya di kompetisi GP2 series, Rio Haryanto, berhasil menjuarai sprint race di Red Bull Ring, Spielberg, Austria. Memulai lomba dari posisi kedua, Rio kemudian sukses mengumandangkan "Indonesia Raya" di puncak podium. Masyarakat dunia pun kembali menjadi saksi ketangguhan dan perfor,a pebalap asal Surakarta yang didukung oleh Pertamina tersebut.

Sesaat setelah balapan dimulai, Rio langsung menyodok ke posisi pertama dengan menyalip Nick Yelloly sebelum tikungan pertama. Yelloly sendiri kemudian terlibat kecelakaan dengan Alexander Rossi. Sementara itu, Rio melesat ke depan dan ditempel Artem Markelov dengan jarak 0,3-0,7 detik saja selama beberapa lap.

Pada lap 14, Markelov yang dipersenjatai Drag Reduction System (DRS) mencoba menyalip Rio dari sisi dalam menuju tikungan nomor 3 namun pembalap asal Rusia tersebut menyenggol Rio dan melebar ke gravel. Elemen atas sayap depan kanan Rio pun rusak sedangkan Markelov melorot ke belakang. Jika saja Rio tidak bereaksi dengan memberi ruang pada Markelov, maka Rio bisa saja ikut tersingkir dari perebutan juara.

Lepas dari serangan Markelov, Rio kemudian harus menahan tekanan dari Stoffel Vandoorne dengan kondisi mobil yang tidak sempurna. Hal ini semakin berat bagi Rio karena Vandoorne pun selalu berjarak kurang dari satu detik di belakangnya dan pembalap asal Belgia tersebut dapat menggunakan DRS di dua zona aktivasi dalam satu putaran.

Setelah 28 putaran yang ketat, akhirnya, Rio berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di posisi podium teratas. Rio kembali menunjukkan bakat dan keahliannya meski kondisi mobil tidak prima dan para pembalap di belakangnya terbantu oleh DRS. Ini adalah kemenangan kedua Rio musim ini setelah menjadi juara di sprint race Bahrain. Dukungan seluruh masyarakat Indonesia sangat berarti bagi Rio untuk berlomba di Kejuaraan Dunia Formula 1 tahun 2016.

Rio Haryanto: "Kunci kemenangan kali ini ada pada start saya yang berlangsung dengan baik. Meski demikian, balapan masih tersisa 28 lap. Saya mencoba membangun jarak di depan namun cukup sulit karena mobil di belakang yang berjarak kurang dari satu detik selalu menggunakan DRS. Saya harus mengemudi sebaik mungkin dengan menghindari kesalahan di bawah tekanan yang besar.

"Saat Markelov mencoba menyalip, saya awalnya membuka jalan baginya namun kontak tidak bisa dihindari. Sayap depan saya pun rusak dan sulit untuk melalui tikungan berkecepatan tinggi. Secara keseluruhan, saya sangat bahagia dengan hasil hari ini. Mudah-mudahan kemenangan selanjutnya datang. Terima kasih atas semua dukungan yang luar biasa." [yus/timBX]

Tags :

#
rio haryanto,
#
gp2,
#
f2,
#
formula 2,
#
f1,
#
formula 1,
#
blackauto,
#
auto news,
#
tim campos racing