

NOV 13, 2025@16:00 WIB | 52 Views

Dunia otomotif nggak cuma soal desain keren atau tenaga besar, tapi juga soal inovasi di balik kap mesinnya.
Sejak dulu, banyak pabrikan mobil besar yang nekat bereksperimen bikin mesin dengan konsep nyeleneh, mulai dari sistem pembakaran unik sampai teknologi kompresi variabel.
Beberapa sukses besar, tapi nggak sedikit juga yang akhirnya dilupakan karena rumit, mahal, atau kalah praktis sama teknologi lain.
Nah, kali ini kita bahas lima mesin eksperimental paling menarik yang pernah dibuat dan mobil mana aja yang pernah nyicipin tenaganya.
1. Honda CVCC - Mesin "Irit dan Ramah Lingkungan" di Tahun 1970-an

Di era krisis emisi tahun 1970-an, Honda jadi salah satu pabrikan paling visioner lewat mesin CVCC (Compound Vortex Controlled Combustion).
Teknologi ini bikin pembakaran jadi lebih efisien tanpa butuh catalytic converter yang waktu itu masih mahal banget.
Mesin ini pertama kali dipakai di Honda Civic generasi pertama (1975) dan sukses besar di pasar Amerika.
Hasilnya, Honda dikenal sebagai pionir mesin irit dan bersih jauh sebelum merek lain mikir soal efisiensi bahan bakar.
2. Mazda Rotary (Wankel) - Mesin Kecil Bertenaga Besar

Kalau ngomong mesin nyeleneh tapi ikonik, Rotary Engine dari Mazda nggak bisa dilupain.
Desainnya unik karena nggak pakai piston naik turun, tapi rotor berbentuk segitiga yang berputar dalam housing oval.

Kelebihannya? Mesin kecil, ringan, tapi bisa ngeluarin tenaga besar. Kekurangannya? Boros dan susah lulus standar emisi modern.
Mobil yang paling terkenal pakai mesin ini tentu Mazda RX-7 dan RX-8. Walau sekarang udah pensiun, mesin rotary masih jadi legenda di dunia mobil sport Jepang.
3. Ford PROCO - Mesin "Pintar" Sebelum Ada ECU
Di akhir 1970-an, Ford sempat bereksperimen dengan mesin bernama PROCO (Programmed Combustion). Tujuannya mirip kayak Honda CVCC: pengin efisien dan rendah emisi tanpa komputer modern.
Mesin ini punya sistem pembakaran terkontrol yang diatur secara mekanis, dan sempat diuji di Ford Pinto dan Mustang II. Sayangnya, sistemnya rumit dan biaya produksinya tinggi jadi proyeknya nggak lanjut ke produksi massal.
Walau gagal, konsep ini bisa dibilang cikal bakal sistem engine management modern yang sekarang dipakai di semua mobil.
4. Saab Variable Compression (SVC) - Mesin yang Bisa Ubah Rasio Kompresi
Saab dari Swedia juga pernah bikin gebrakan lewat SVC (Saab Variable Compression).

Mesin ini bisa ubah rasio kompresi secara dinamis tergantung beban mesin - konsep yang luar biasa canggih untuk awal 2000-an.
Sayangnya waktu itu teknologi bahan dan mekanik belum cukup kuat buat mass production. Tapi idenya nggak sia-sia, karena Nissan VC-Turbo beberapa tahun kemudian sukses mewujudkan konsep serupa dengan versi modernnya di Infiniti QX50.
5. Nissan VC-Turbo - Evolusi Nyata Mesin Canggih
Kalau mesin Saab SVC cuma sampai tahap prototipe, Nissan VC-Turbo adalah versi nyata yang berhasil masuk produksi.
Mesin ini bisa ubah rasio kompresi dari 8:1 sampai 14:1 secara otomatis, menyeimbangkan performa dan efisiensi bahan bakar.
Dipakai pertama kali di Infiniti QX50 dan Nissan Altima, mesin ini membuktikan kalau ide "gila" di masa lalu akhirnya bisa jadi kenyataan berkat teknologi modern.
VC-Turbo ini jadi contoh nyata gimana eksperimen panjang di dunia otomotif akhirnya menghasilkan mesin yang pintar, efisien, tapi tetap bertenaga.

Dari Honda CVCC yang jadi pionir efisiensi, sampai Nissan VC-Turbo yang bawa teknologi kompresi variabel ke level produksi massal, semua mesin di atas nunjukin satu hal inovasi di dunia otomotif nggak pernah berhenti.
Walaupun banyak eksperimen gagal di jalan, ide-ide "gila" itulah yang bikin industri otomotif terus berkembang.
Siapa tahu mesin-mesin masa depan yang kita anggap aneh hari ini bakal jadi standar di mobil-mobil besok.
[Ziz/timBX/berbagaisumber].