MENU
icon label
image label
blacklogo

Tingkatkan Efisiensi Pembakaran Mesin,Tarikan All New Terios Jadi Lebih Enteng

NOV 14, 2018@12:00 WIB | 10,562 Views

Bagi engineering di tanah air untuk memaksimalkan potensi power mobil bisa dilakulan dengan berbagai cara, seperti penggunaan piggyback, part-part racing seperti open filter, penggantian klep racing, sampai ganti block engine. Yang penulis sebutkan tadi, cukup segmented untuk pecinta speed freak dengan mesin N/A. Nah dari part pendukung tersebut sudah lumrah bahwa Anda bakal menyiapkan budget unlimited, kemudian maintenance dan upgrade dipercayakan kepada engineer yang sudah berpengalaman untuk menghasilkan power mesin yang berlimpah. 


Nah pengalaman diatas masih dalam koridor bagaimana para engineer memutar otak untuk mengeluarkan potensi mesin dari area hidden power yang memang ditutup oleh industri manufaktur khususnya mobil. Mungkin Anda Black Pals tidak terlalu terusik dengan info tersebut, namun bila seorang engineer lain mencoba memaksimalkan power mobil tanpa mengganti part-part, dengan tarikan throttle yang tidak kalah nonjok di putaran bawah, tengah dan atas.

Dengan cara apa kinerja engineer tersebut bekerja, ini menjadi pertanyaan besar? Jawabnya singkat dengan memaksimalkan kinerja pembakaran. Dengan kinerja ruang pembakaran yang optimal, tanpa harus menaikkan oktan BBM, itu terdengar lebih  menarik untuk dibahas ya Black Pals.



Kali ini auto Jurnal akan membahas bagaimana memaksimalkan performa All New Daihatsu Terios dengan mesin berkapasitas 1500cc dengan 16 valve dual VVT-I yang berpenggerak roda belakang. Mesin 2NR-VE 4 Silinder mengalirkan tenaga 102 Hp dan  torsi 136 Nm yang mengadopsi penggerak belakang didistribusikan melalui 4 speed gate type atau dengan transmisi 5 speed manual.  Kami memaklumi bila tenaganya sedikit hilang saat menggerakkan roda di gardan belakang. Namun dibalik gap tenaga yang hilang, perlu kami  eliminir tentunya.

“Setelah  mencoba all new Terios ini, telah beralih ke roda penggerak belakang, tentu ada pengurangan daya yang didistribusikan dari mesin, kemudian juga efisiensi daya dari mesin ke roda  juga tergerus. Pasti pabrikan juga telah memperhitungkan hilangnya performa tersebut.  Secara nyata, tarikan mesin di RPM bawah dan RPM tengah sudah lebih baik dari sebelumnya. Fitur seperti hill assist  telah memberikan dorongan yang cukup baik saat jalanan  menanjak, saat saya melepas pedal rem mobil bisa menahan.  Sepertinya secara pabrikan mobil ini juga telah dirancang untuk kecepatan bawah dan kecepatan tengah yang lebih responsif,” jelas Stevanus Jasin.

Permasalahannya adalah bagaimana hasil pabrikan tersebut bisa dikombinasikan dengan putaran RPM tinggi yang responsif.  Sementara untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, bisa dicapai di putaran RPM mesin 3000. Untuk kapasitas mesin 1500cc, efisiensinya dirasa kurang. Masih terdapat lag di putaran mesin tinggi, karena susah mendapatkan ritme yang pas, dan harus menginjak pedal throttle lebih dalam untuk mencapai kecepatan tersebut.  Permasalahan ini yang seharusnya bisa ditingkatkan dari performance-nya, atau memang menjadi karakter mesin dengan pola penggerak roda belakang?

Jasin sebagai punggawa Provis menilai bahwa karakter all new Terios agak kurang di putaran mesin atas. Selain itu karena mode transmisi otomatis 4 percepatan, jadi saat mencapai kecepatan 100 km/jam berada di putaran mesin 3000 rpm cukup tinggi.

“Kinerja mesin all new Terios  di RPM tinggi sedikit effort. Memang cenderung cukup tinggi untuk mesin N/A 1500cc. Solusi yang ditawarkan dengan putaran mesin yang sama di 3000 rpm bisa mencapai kecepatan 100 km/jam tanpa harus menginjak throttle lebih dalam, dengan menawarkan kinerja pembakaran yang lebih efisien,” jelas Jasin.

Dengan mempertahankan mesin tetap standar, Jasin menawarkan efisiensi pembakaran dengan meningkatkan mekanikal mesin. Efeknya, efisiensi pembakaran menjadi meningkat, dan tidak lagi perlu  menginjal pedal throttle terlalu dalam. “Untuk mobil matik, yang biasanya mencapai kecepatan 100 km/jam dengan gigi 2 atau gigi 3, sekarang bisa pindah ke gigi 3 atau gigi 4 tanpa menginjak pedal dalam-dalam. Sedangkan untuk mobil bertransmisi manual bisa menggunakan gigi 4 dan gigi 5 dalam RPM dibawah 1000 tanpa mengelitik,” cetus Jasin.

Disitulah tuning Provis memaksimalkan hidden power yang menjadi concern sekaligus core engineering dalam pengerjaan tune up mobil berbasis mesin N/A, cukup dengan meningkatkan efisensi pembakaran. Secara teknis setelah mesin di tune up, bahan bakar jadi lebih mudah di bakar. Kita ketahui bersama BBM dengan oktan tinggi susah dibakar. Contoh kasus, mobil dengan bahan bakar pertalite, suara mobil terdengar mengelitik, kemudian dinaikkan menggunakan bahan bakar Pertamax Turbo, jadi suara kelitik hilang. 

Gejaka kelitik  tersebut dikenal sebagai detonation dan pre ignition. Kondisi dimana BBM sudah meledak sebelum bunga api  memercik dari busi. Ketika diganti dengan bbm beroktan tinggi, tidak terjadi kelitik karena kandungan oktan yang susah dibakar. Dasar pengetahuan ini sudah menjadi rahasia umum, dan Anda bisa mengganti bbm beroktan rendah ketika kinerja diruang pembakaran sudah optimum.

Setelah ruang bakar cukup efisien, efek yang diberikan terhadap kinerja mesin bisa degradasi BBM, tak terkecuali mesin N/A atau turbo sudah bisa menggunakan oktan rendah. Contoh kasus dengan BMW dengan mesin N/A, setelah di tune provis, mereka cukup banyak enjoy dengan menggunakan BBM Premium atau Pertalite, karena telah didukung kinerja mesin yang cukup maksimum di ruang pembakaran.

“Setelah di tune provis, mesin jadi mudah membakar. Tidak perlu lagi menggunakan BBM beroktan tinggi. Semua setelan mesin tetap standar, tidak perlu part-part tambahan, dan setelah di scan melalui dastek tidak terdeteksi adanya rubahan setting mesin secara massif. Jadi setelah tune provis, tetap bisa melalukan servis di bengkel resmi, tanpa harus takut kehilangan garansi,” ujar Jasin.

Efek lain suara mesin lebih halus mengingat pembakaran yang bagus.  Ditambah dengan torsi yang meningkat, terutama pada penggunaan RPM rendah dan power band lebih lebar. Akselerasi menjadi ringan, dan mendukung penerapan eco-drive yang mampu meningkat hingga 30-50%.  Finally, all new Terios Anda akan semakin nyaman, tidak ada lagi bayang-bayang kurang nyaman di jalan tertentu seperti tanjakan curam dan lain sebagainya. Hasil tersebut didapatkan dengan catatan Anda tidak merubah macam BBM, karena ECU akan terbiasa dengan setingan yang membutuhkan adaptasi hingga 2000 km.[Ahs/timBX]

Tags :

#
auto jurnal,
#
all new daihatsu terios,
#
efisiensi,
#
tune provis,
#
bengkel bintaro