JUL 24, 2020@18:10 WIB | 2,866 Views
Shadow sebuah film periode Tiongkok yang dirilis tahun 2018 adalah garapan sutradara Zhang Yimou.
Ini adalah film drama tentang dualitas, pilihan moral, dan dunia yang hampir tidak berwarna. Pernah ditayangkan di Festival Film Internasional Venesia ke-75, Festival Film Internasional Toronto 2018, dan Festival Film BFI London 2018.
Visual
Pembuat film membuat pilihan visual berbeda. Dikemas dengan apik dan memperkenalkan dunia sinematik yang spektakular. Dengan menggunakan estetika monokrom, mengingatkan kembali pada lukisan air dan tinta “shui-mo” klasik Tiongkok. Film ini menampilkan pertunjukan yang menarik dan rangkaian aksi koreografer yang indah.
Menampilkan pertunjukan dengan aksi luar biasa, Shadow dengan bangga berdiri sejajar dengan film yang berjaya sebelumnya, seperti The Hero dan House of Flying Daggers.
Aksi slow motion yang ditampilkan dapat membangun ketegangan yang rapi, menunjukkan sang sutradara benar-benar sangat menguasai genre wuxia, bahkan ia pun mendapat sambutan yang baik.
Plot Cerita
Film ini dibuat selama periode Tiga Kerajaan Cina yang penuh gejolak, dengan Kerajaan Pei yang telah kehilangan benteng taktis Jingzhou karena klan saingannya. Raja (Zheng Kai) berselisih, mencari cara tentang bagaimana ia harus mendapatkan kekuasaannya lagi dengan berencana menikahkan adik perempuannya (Guan Xiaotong) dengan putra saingan Jenderal Yang (Hu Jun).
Namun, Komandannya sendiri ZiYu (Deng Chao) telah membuat kesepakatan untuk melawan Jenderal Yang dalam pertempuran satu lawan satu untuk memutuskan nasib Jingzhou. Tapi Komandan menyimpan sebuah rahasia, bahwa dia bukan Yu yang sebenarnya, tetapi Jing, orang yang dibesarkan secara rahasia sejak kecil untuk melindungi Yu.
Yu sendiri menderita lumpuh karena penyakit dan tersembunyi di dalam ruang bawah tanah istana, bersama dengan istrinya yang setia (Sun Li), yang tahu kebenarannya. Tapi sekarang Jing (juga diperankan Deng) harus bersiap untuk duel yang tidak mungkin dia menangkan.
Dualitas
Seperti judulnya, Shadow adalah kisah yang didorong oleh tema dualitas dan oposisi. Di luar narasi yang berbelit-belit tentang politik ruang sidang adalah perjuangan kisah Shakespeare tentang identitas yang retak, loyalitas yang menantang, bahkan cinta terlarang.
Jing membuktikan dirinya sebagai ahli taktik militer yang unggul di pengadilan Pei, sementara raja sendiri dinyatakan sebagai pengecut dan tidak kompeten.
Di film ini Deng Chao membintangi peran ganda sebagai ahli strategi militer berpangkat tinggi Komandan Ziyu, dan seorang doppelgänger bernama Jing, yang dilatih sejak masa kecilnya yang lahir miskin untuk membela Ziyu.
Sutradara Zhang menciptakan tampilan spektakular, dan saat kekerasan memuncak di bagian akhir film , warna darah merah muncul sesuai warna aslinya. Film ini keren dan layak Anda simak! [eli/asl/timBX]
