MENU
icon label
image label
blacklogo

Paper Towns, Drama Remaja yang Bermakna

AUG 22, 2015@15:21 WIB | 1,207 Views

Setelah sukses dengan The Fault of Our Stars, 20th Century Fox kembali mengadaptasi novel drama komedi karangan John Green menjadi film. Paper Towns pun diangkat ke layar lebar dan Jake Schreier ditunjuk sebagai sutradaranya. Seperti halnya The Fault of Our Stars, kisah Paper Towns masih berkisar di kehidupan remaja namun dibungkus misteri, komedi, cinta dan persahabatan serta selentingan makna mendalam yang cukup membawa penonton ke sebuah perenungan.

Diawali dengan kisah dua orang tetangga, Quentin "Q" Jacobsen yang diperankan Nat Wolff, dan Margo Roth Spiegelman (Cara Delevingne). Sejak kecil Quentin sudah jatuh cinta dengan Margo. Margo sendiri merupakan salah seorang anak yang lincah, penuh rasa ingin tahu, tomboy dan petualang. Kebalikannya dengan Margo, Quentin adalah anak laki-laki biasa yang kurang memiliki fantasi dan menjalani hidup apa adanya di zona nyaman.

Suatu malam, Margo kecil menaiki atap rumah Quentin untuk mengajak Quentin memecahkan sebuah kasus seru. Tapi Quentin menolak untuk ikut, sebab itu dianggapnya terlalu beresiko. Penolakannya membuat hubngan mereka merenggang sampai nyaris di akhir masa SMA.


Kesempatan kedua pun datang. Margo dewasa kembali menaiki atap rumah Quentin dan meminjam mobil tengah malam, demi membalaskan dendamnya kepada mantan pacar yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dengan sedikit provokasi, Quentin pun akhirnya ikut ambil bagian dalam rencana Margo sepanjang malam itu.


Quentin diajak melakukan hal yang tidak terpikirkan sepanjang hidupnya yang normal. Dari mengusili mantan pacar Margo yang sedang selingkuh dengan sahabat Margo sendiri, mencabut bulu alis seseorang saat ia sedang tidur pulas, melilit mobil Lacey (Halston Sage) dengan lakban ke sekeliling bodi mobil. Uniknya, Margo tidak takut meninggalkan pesan petunjuk dan inisial M pada korban-korbannya.

Quentin menikmati pengalaman tersebut dan semakin jatuh cinta pada Margo. Hanya saja Quentin tidak pernah tahu jika malam itu adalah malam terakhir mereka bertemu. Esoknya Margo tidak pernah kembali ke sekolah, ke rumah maupun terlihat di lingkungan kotanya.

Margo selalu menghilang dengan meninggalkan petunjuk. Quentin merasa, Margo memberinya petunjuk untuk menemukan Margo di suatu tempat. Quentin pun mengajak sahabat-sahabatnya, Radar (Justice Smith)   dan  Ben (Austin Abrams) untuk memecahkan petunjuk tersebut. Di sinilah petualangan dimulai dengan penuh kekocakan dan romantisme masa muda. Tidak seperti kisah film remaja lainnya yang lebih menonjolkan hiburan dan terjebak dalam kisah cinta picisan.

Paper Towns lebih memiliki pesan-pesan mendalam yang bisa dinikmati penonton remaja maupun dewasa. Nihil pemain bintang tidak berarti akting para aktor dan aktris mengecilkan film ini, justru ketidak hadirannya bintang besar semakin membuat Paper Towns menjadi lebih hidup dan natural. Salah satu pesan yang bisa diambil dari Paper Towns adalah, masa muda merupakan masa dimana kita memupuk pengalaman indah dan mencari jati diri. Alangkah membosankannya kalau kita terjebak di zona nyaman dan tidak melakukan hal-hal yang berarti bagi diri kita sendiri.[Lalu/timBX]

Tags :

#
Paper Towns
#
20th Century Fox
#
Jake Schreier