MENU
icon label
image label
blacklogo

Bayu Wuri Andika: Racun Cinta

FEB 22, 2017@16:33 WIB | 3,024 Views

Siapa saja pasti mampu menciptakan karya, tergantung bagaimana kita mempertanggung jawabkan karya tersebut. Apakah akan dibiarkan begitu saja, atau disebar ke publik, atau malah dijadikan sebagai sumber mata pencaharian. Bayu Wuri Andika merupakan salah satu sosok yang menjadikan karyanya sebagai sumber pendapatan. Tentu seru bukan, suatu hobi yang kita miliki dapat menjadi sumber penghasilan?

Berawal di tahun 2009, pria yang akrab disapa Bayu  ini mulai memikirkan karya apa yang hendak ia ciptakan mengingat statusnya kala itu masih merupakan seorang mahasiswa jurusan desain. Pilihan pun jatuh pada menempatkan artwork-artwork ciptaannya di media seperti kaus, tas kanvas, slayer dan lain-lain. Nama "Racun Cinta" pun terbesit begitu saja tanpa memiliki makna yang berarti.

Awal mula pemasaran hanya terjadi di sekitaran teman-teman satu kampusnya. Namun karena desainnya yang unik, banyak orang-orang lain yang tertarik dan membeli produk keluaran Racun Cinta. Media sosial Instagram pun dikerahkan, guna menarik minat pembeli.

Kemudian Racun Cinta juga lebih dikenal lewat event-event seperti Jakcloth dan pameran-pameran sejenis lainnya. Bayu sendiri mengaku event seperti inilah yang lebih mengibarkan bendera Racun Cinta di pasaran. Oleh karena itu, penggemar Racun Cinta saat inipun juga lebih didominasi oleh para remaja dan mereka yang menyukai pakaian-pakaian unik seperti yang dikeluarkan oleh Racun Cinta.

Lalu bagaimana dengan pembeli yang sudah tidak di usia remaja? Tentu Racun Cinta memiliki solusinya. Saat ini sudah ada artikel baru yang menampilkan gambar-gambar tokoh atau sosok nasionalisme di Indonesia. Sebut saja Ir. Soekarno, Wiji Thukul, Munir, Tan Malaka, dan lain sebagainya. Dan ya, dalam setiap karyanya, Racun Cinta memang kerap mengangkat tema seperti isu sosial. Seperti halnya menjaga kelestarian hutan, perlindungan hewan langka dan lain sebagainya.

Bayu sendiri mengaku lewat produk-produk Racun Cinta-nya ini, ia juga ingin menyampaikan pesan-pesan kepada anak muda, agar lebih peduli dengan yang terjadi di sekitarnya. Racun Cinta juga menjadi galeri tersendiri untuk Bayu dan istrinya Rani dalam memamerkan hasil karya seni ciptaannya. Itulah mengapa produk-produk Racun Cinta sendiri juga dapat dibilang terbatas, sehingga dapat dikatakan menjadi produk eksklusif bagi siapapun yang memilikinya.

Untuk proses pembuatannya sendiri, Bayu memaparkan setidaknya ada lima desain yang harus digarap dalam satu minggu. Yang lebih unik, desain pada baju justru diciptakan setelah baju tersebut jadi. Hal ini diungkapkan Bayu guna menyelaraskan desain dengan bentuk dan pola baju. Setelah itu barulah masuk ke proses sablon atau pengaplikasian desain ke dalam baju, dan terakhir masuk ke tahap packing.

Sebagai seseorang yang berhasil menciptakan karya yang dikenal secara luas, tak lupa Bayu juga menuturkan apa itu arti kreatif bagi dirinya. "Menurut saya kreatif itu harus menciptakan hal yang berbeda dari yang lain. Berani melawan arus. Namun pastinya tetap bertanggung jawab dengan karya tersebut. Jadi, nggak asal bebas menciptakan, tapi juga bisa dipertanggungjawabkan."

Selebihnya, Bayu juga memberikan pesan-pesan kepada anak muda yang juga ingin menggunakan hobi atau bakat yang ia miliki sebagai sumber pencaharian. "Tentunya harus terkonsep yah, jangan cuma iseng-iseng. Harus diperhitungkan segalanya, mulai dari konsep, desain sampai bagaimana marketingnya. Jadi diseriusinlah intinya. Dan jangan lupa harus konsisten dengan konsep yang diusung dari awal, jadi orang tuh bisa lihat kita sebagai pelopor, bukan hanya yang mengikuti karya orang lain." Pungkasnya. [Clo/timBX]

Tags :

#
bayu wuri andika,
#
racun cinta,
#
black icon