Tesla Gugat Hampir 2,4 Triliun Rupiah pada Mantan Karyawannya

(Martin Tripp)

Perusahaan otomotif Amerika Serikat, Tesla, dikabarkan mengajukan tagihan lebih dari $ 167 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun dalam gugatan terhadap mantan karyawannya sendiri, Martin Tripp. Kabar tersebut diambil dari laporan CNBC dan dikatakan ulang oleh pengarsipan hukum dari tim advokasi Tripp. Selain itu menurut pengajuan dokumen pada tanggal 27 November lalu, pengacara Tripp berniat untuk menggulingkan CEO Tesla, Elon Musk, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh CNBC juga.

Tripp bekerja di Tesla's Gigafactory sejak Oktober 2017 hingga Juni tahun ini. Tesla mengklaim bahwa Tripp mencuri catatan kekayaan intelektual milik perusahaan dan menginstal perangkat lunak perusak di komputernya. Selain itu, Tesla juga menegaskan dalam keluhan perdata terhadap Tripp yang diajukan di pengadilan federal bahwa Tripp meretas perangkat lunak pada sistem operasi manufaktur Tesla (MOS) dan mentransfer beberapa gigabyte data Tesla ke entitas luar tanpa seijin perusahaan.

Untuk pembantahan pernyataan, jaksa Robert D. Mitchell yang mewakili Tripp mengatakan bahwa klaim kerusakan Tesla adalah sebuah pernyataan yang tidak masuk akal. “Jumlah kerusakan yang diklaim oleh Tesla terkait dengan dugaan penurunan dalam harga saham Tesla berdasarkan informasi yang diberikan pada Mr. Tripp kepada pers musim panas lalu tidak benar,” bantah Robert.

Walaupun Tripp telah mengakui tindakannya dalam hal perentasan data-data milik Tesla, ia juga melakukan pembelaan dengan menyebut dirinya sebagai pelapor atas praktik-praktik Tesla dalam memproduksi baterai kendaraan. Tripp mengatakan bahwa Tesla memasang baterai yang rusak di kendaraan model 3 yang dikirimkan ke pelanggan. Dalam pernyataannya, Tripp menyebutkan bahwa Tesla telah salah mengaudit jumlah kendaraan yang dibuatnya dan telah menyimpan penyimpanan bahan yang sangat berbahaya untuk pengendara. Namun, Tesla juga dikabarkan membantah tuduhan tersebut.[rmz/timBX]