MENU
icon label
image label
blacklogo

Teknologi Self Driving Pertama pada Truk Chevy dan Humvee untuk Keperluan Militer

FEB 22, 2022@21:00 WIB | 545 Views

Jika Tesla, Waymos datau Uber menjadi yang pertama mobil produksi dengan teknologi self driving, itu bukan sebuah kebetulan terlahir di Amerika Serikat. Tahun 1986 sebuah van Chevrolet biru tengah diujicobakan berjalan di Pittsburgh, Pensylvania dekat dari Universitas Carnegie Mellon.  Tidak ada yang terlihat istimewa dari van Chevrolet ini, hanya sebuah camcorder diatap, namun juga tidak terlihat driver di kokpit.

Bukan sebuah mobil biasa, karena sektor interiornya yang dipenuhi layar komputer, sebuah mesin fax. Dan van ini dijuluki sebagai mobil pertama dengan teknologi self driving, mengandalkan mesin fax dan perkabelan untuk menerima  gambar di sekitar mobil. Teknologi ini dikembangkan oleh Carnegie Mellon Navigation Laboratory, dengan dana dari Departemen Pertahanan AS. 

Carnegie Mellon mendirikan Navlab pada 1984 bertugas menggali teknologi navigasi otonom.  Semua proyek dibawah kendali Dr. Chuck Thorpe, seorang profesor ilmu komputer yang mengembangkan teknologi saat kondisi dunia sedang membosankan, kotor dan bahaya mengintai.

Sementara Departemen Pertahanan AS bertujuan untuk mobil berkemampuan jelajah sekaligus pengintai. Tugasnya dilapangan adalah memetakan wilayah yang belum dipetakan, dengan risiko ranjau dan musuh yang tidak terlihat. Maka di tahun  1983, terlahirlah Terragator. Sebuah mobil beroda 6 menjadi robot yang mirip dengan Mars Rover.

Terregator sudah dilengkapi dengan  sensor dan komputer dengan teknologi untuk menghindari rintangan, mendaki medan yang tidak rata, melacak jarak jauh.  Chuck yang bekerja di Terregator akhirnya mengembangkan truk Chevrolet  di Navlab 1 pada tiga tahun kemudian.

Mengandalkan selusin hardware seukuran kulkas, camcorder, generator 20 kilowatt, dan monitor yang menampilkan algoritma untuk dipelajari oleh para ilmuan. Secara look jauh dari kemajuan desain, karena mirip mobil FBI dengan beberapa pasukan sergap bersenjata lengkap.

Navlab 1 sudah membekali sensor lidar, menembakkan laser pada obyek di depan untuk menentukan jarak. Sementara, tugas komputer  adalah memecah rekaman dari kamera video untuk mengikuti marka jalan dan mencari tahu tepi jalan sehingga tidak keluar jalur. Hasil dari titik data ini pada akhirnya akan membantunya mengirimkan perintah kemudi, kecepatan Navlab 1 dibatasi hingga 20 mph.

Terlebih lagi, tumpukan perangkat keras yang dijejalkan di bagian belakang van mengalami keterbatasan ventilasi, dan oleh karena itu, van itu juga sering rusak dan bahkan pernah terbakar, menurut Dr. Dean Pomerleau, yang bergabung dengan tim Navlab. Navlab bersama Dr. Pomerleau mengembangkan Humvee yang didedikasikan sebagai Navlab2 bersama para mahasiswa.

Navlab2 sudah dibekali dengan algoritma ALVINN (an Autonomous Land Vehicle in a Neural Neutral). Navlabb 2 mampu beradaptasi dengan skenario yang tidak diprogram hanya dengan melihat bagaimana pengemudi manusia tidak perlu campur tangan. Inilah yang membuka kunci mobil self-driving generasi berikutnya, dan bahkan dalam sistem berbasis AI saat ini, orang dapat menemukan petunjuk tentang ALVINN. 

Navlab 2 melaju dengan kecepatan 55mph dalam perjalanan 102 mil dari Pittsburgh ke Erie, Pennsylvania. “Rute tersebut menjadi perjalanan panjang pertama yang dilakukan dan meyakinkan saya bahwa suatu hari nanti kita akan melihat kendaraan yang bisa mengemudi sendiri di jalan umum,” tambah Dr. Pomerleau.[Ahs/timBX]

Tags :

#
teknologi self driving pertama,
#
navlab 1,
#
navlab 2,
#
terregator

RELATED ARTICLE