AUG 28, 2025@17:46 WIB | 192 Views
Untuk mengakhiri paceklik akibat penjualan yang lesu, kini McLaren berusaha untuk mendefinisikan varian barunya sebagai SUV. Tapi pihak McLaren enggan menyebutnya sebagai SUV, lebih intim dengan SPV (Shared Performance Vehicle). Karena yang dijual bukan tumpangan, melainkan lebih ke experience naik super car.
Langkah ini bakal menjadi yang pertama bagi perusahaan Inggris tersebut. Setelah bertahun-tahun hanya memproduksi mobil supercar sedan, dan menanggalkan varian SUV. Kini McLaren lebih dekat untuk memproduksi secara masal. Tentunya langkah tersebut terbilang telat, karena brand seperti Ferrari, sudah melahirkan Ferrari Purosangue. Aston Martin melahirkan DBX, Lamborghini melahirkan URUS dan sudah menyebar di dunia.
Secara platform dan power train bukanlah hal yang sulit. Karena McLaren sebenarnya sudah memiliki plan mesin V8 twin turbo atau model hybrid V6 twin turbo. Namun sebenarnya itu bukan hal yang mudah, alias pesimis karena dua mesin tersebut didesain untuk mid engine. Mantan CEO McLaren Michael Leiters mengganggap potensi SPV dengan salah satu diantara dua mesin tersebut.
Dia juga menyarankan untuk menjadikan SPV sebagai hybrid plug-in, dan diyakini generasi berikutnya dari V-8 McLaren sudah akan menjadi PHEV. Soal Platform apa yang bakal dipakai, itu menjadi pertanyaan yang jauh lebih sulit.
Leiters mengatakan dia ingin bekerja sama dengan mitra dan, idealnya biar riset tidak terlalu rumit, bisa dengan menempatkan powertrain McLaren di platform orang lain.
Ada kemungkinan McLaren dapat melakukan semuanya sendiri, tetapi itu lebih mahal. Sulit untuk mengatakan dengan siapa perusahaan tersebut akan bermitra. BMW telah diusulkan, karena kedua perusahaan pernah bekerja sama sebelumnya, tetapi industri otomotif Jerman lainnya juga pernah diusulkan, pada satu titik atau lainnya.
Salah satu yang menjadi sorotan sebagai jalan tengah adalah Forseven. Sebuah perusahaan rintisan mobilitas canggih asal Inggris yang telah digabung dengan McLaren oleh perusahaan induk mereka,CYVN Holdings.
Forseven belum mengumumkan produk atau bahkan kategori kendaraan, tetapi sebelum merger, perusahaan tersebut sedang mengerjakan SUV listrik. Perusahaan ini juga memiliki kesepakatan lisensi untuk teknologi produsen mobil listrik Tiongkok, Nio, berkat investasi besar CYVN di perusahaan tersebut.
CEO saat ini, Nick Collins, yang merupakan CEO Forseven sebelum merger, belum memberikan informasi terbaru tentang proyek tersebut, tetapi koneksinya menunjukkan bahwa rute Forseven adalah yang paling mungkin.
Rendering kami didasarkan pada asumsi McLaren akan mengintegrasikan powertrain hybrid dan/atau PHEV-nya ke dalam platform SUV yang telah dikembangkan Forseven, kemungkinan menggunakan teknologi baterai dan motor listrik dari Nio.
Dengan mengerjakan semuanya sendiri, McLaren dapat lebih baik memenuhi tujuan Leiters untuk menjaga bobot serendah mungkin dan mempermudah perancangan SUV yang terlihat seperti McLaren (seperti yang terlihat pada rendering kami), daripada memaksakan bahasa gaya unik McLaren ke beberapa SUV yang sudah ada. Rencananya bakal diresmikan di harga $400,000 dan dijual pada 2028. [Ahs/timBX]