MENU
icon label
image label
blacklogo

Riset Buktikan Generasi Milenial, Gen Z Lebih Memilih Hybrid daripada Full EV

MAR 01, 2023@15:30 WIB | 418 Views

Keinginan kuat pemerintah Indonesia menempatkan industri baterai sebagai supply change dunia bukan sebuah isapan jempol. Kandungan nikel indonesia mencapai 52% dari total nikel didunia, dan keinginan Indonesia sebagai supply chain sebagai jalur sutera, penyuplai baterai di dunia. Sampai saat ini baru ada 3 industri otomotif yang bersedia assembling mobil secara lokal seperti Hyundai, Wuling dan DFSK. Sementara pemerintah menargetkan 2,5 juta market mobil listrik terserap pada tahun 2025.

Sebuah studi terbaru mencoba merumuskan trend dunia kedepan dimana pertumbuhan konsumsi EV telah meningkat 4 kali lipat dari 2021 dan 2022. Untuk tahun 2022 saja, Wuling Air EV 8000 unit, Hyundai Ioniq menyusul 1786 unit. Sekitar 9786 unit, mobil full EV terjual di 2022. Jadi untuk menuju 2,5 juta unit di 2025, butuh gerakan massive dan dukungan pemerintah dengan proteksi dan insetif. 

Jadi tantangan paling dekat adalah memuluskan perencanaan pemerintah dengan cara mengembangkan teknologi berbasis in-house, memperluas visibilitas produksi dan supply chain. Hal itu ditangkap oleh manufaktur sebagai inovasi teknologi yang harus disegerakan running di tahun 2023. Namun apakah EV menjadi pilihan atau teknologi hybrid juga menjadi pilihan, data tersebut sudah kantongi oleh Zebra Technologies Corporation.

Melibatkan 1336 responden di dunia melibatkan decision maker, manajer armada dan konsumen, survey tersebut dilakukan dari Agustus hingga September 2022. Hasilnya diprediksi dalam waktu dekat akan terjadi pergeseran dari EV ke hybrid, lebih dari 60 persen responden yang menjawabnya. 

Alasan terbesar pada decision maker (manufaktur besar) menunda produksi full elektrik dan kondisi tersebut dalam tekanan yang luar biasa. Sedangkan disisi lain manufaktur lain dibawah tekanan untuk memproduksi mobil dengan energi yang ramah lingkungan, sustainability dan safety. Terbayang ketakutan tersebut ketika materai baterai lithium, tidak hanya nikel saja, ada cobalt, mangan dan campuran lainnya. 

Baca : Urgensi Collaborative Robot dalam Mendorong Industri di Indonesia

Para manufaktur otomotif dunia berharap ada lebih banyak opsi kendaraan yang ditawarkan ke konsumen, 77% di Asia Pasifik menggambarkan para konsumen berharap produksi mobil bisa dipersonalisasikan (kustomisasi). Sedangkan kustomisasi kendaraan butuh pada peran kolaborasi bersama perusahaan teknologi.   

Dari sisi paradigma konsumen, mayoritas menginginkan inovasi teknologi dalam bentuk akselerasi, berupa keberlanjutan (sustainability) teknologi yang ada dan menghasilkan teknologi yang ramah lingkungan. Mereka yang bersuara di pilihan ini adalah para milenial 92%, gen X 83% dan baby boomer 72%. 

“Menurut penelitian ini, konsumen sedang tertarik dengan masa depan otomotif yang lebih ramah lingkungan dengan preferensi yang lebih besar terhadap kendaraan listrik,” ucap Tan Aik Jin, Vertical Solutions Marketing Lead APAC, Zebra Technologies. 

“Ini menjadi sinyal yang kuat bagi para pengambil keputusan di dunia otomotif, bahwa mereka harus berinvestasi secara proaktif pada teknologi yang tepat, sehingga bisa memformulasikan infrastruktur manufaktur yang lebih kuat, yang bisa melayani tuntutan konsumen yang semakin besar ini dengan lebih baik.”

Peran media massa cukup signifikan memberitakan peluncuran mobil di waktu ke waktu. Sementara konsumen dari milenial butuh transparansi lebih besar terhadap manufaktur otomotif, terutama bahan baku dan onderdil, hingga menjadi produksi mobil. 

Lebih lanjut, mereka para milenial juga ingin tahu secara mendetail  data part yang digunakan oleh ekosistem otomotif. Setelah memiliki, konsumen juga bisa mengakses dan mengontrol data dari kendaraan dalam sebuah ekosistem otomotif. 

Visibilitas pasokan part pendukung dari sebuah produk otomotif, juga dituntut bisa diakses secara real time, untuk mendapatkan kegiatan operasional secara holistik dan supply change dalam 5 tahun kedepan.  

Lebih dari sepertiga original equipment manufacturers (OEMs) di dunia dan di Asia Pasifik mengatakan autonomous mobile robots (AMRs), RFID, rugged handheld mobile computer, dan pemindai, serta industrial machine vision akan meningkatkan pengelolaan rantai pasokan. Sama halnya bagi pemasok, sepertiga dari responden survei ini mengatakan bahwa mobile barcode label printer/thermal printer, wearable computer, dan teknologi lokasi adalah teknologi yang dapat melakukan hal-hal tersebut. 
“Para produsen otomotif saat ini menghadapi banyak rintangan yang harus dilewati, kami siap menjadi titik temu jembatan antara pelaku industri dan keinginan customer,” tutup Eric Ananda, Country Manager Indonesia Zebra Technologies. [Ahs/timBX]

Tags :

#
elektrifikasi mobil,
#
manufaktur mobil,
#
mobil hybrid