SEP 17, 2020@09:00 WIB | 882 Views
Nyaris semua merek otomotif terkemuka di dunia pernah mencoba memproduksi mobil sport dalam sejarah produksi mereka. Namun, selain bermain dengan volume relatif rendah, tak satu pun dari mobil-mobil ini yang dijadikan inti bisnis dari merek-merek ternama ini. Biasanya mereka menjual dalam volume rendah dibandingkan dengan model lain dalam barisan, namun pabrikan bertahan karena mereka dapat menciptakan lingkaran cahaya dan kegembiraan untuk semua merek, Nissan Z misalnya.
Kini sudah hampir 51 tahun sejak Z asli, 240Z (dijual sebagai Fairlady Z di Jepang) masuk pasar. Selain ada intrupsi ringkas dari tahun 2000 hingga 2002 (intrupsi di Amerika Utara sebenarnya dimulai 1996 ketika 300ZX di-dropp), variasi pada tema Z telah hadir sejak saat itu. Sedangkan generasi 370Z sudah berjalan dengan baik mulai tahun 2009, namun seperti yang sering terjadi, penjualan memudar dalam beberapa tahun terakhir.
Kini sudah waktunya Z reboot dan inilah pratinjau Nissan dengan Z Proto geenrasi baru. Selain mempertahankan faktor bentuk dasar coupe dua pintu penggerak roda belakang yang ditenagai mesin enam silinder di depan, Nissan jarang menggunakan desain retro untuk Z. Setiap generasi berikutnya memiliki tampilan tersendiri. Yang asli terinspirasi dari Jaguar E-Type, tapi setelah itu, Z mengikuti jalurnya sendiri yang belum tentu menjadi terobosan, tetapi setidaknya tampil menonjol.
Lima dekade kemudian, Z Proto mulai memanfaatkan masa lalunya sendiri. Kap panjang, kabin proporsional ke belakang sebagaimana mobil sport klasik. “Desainer kami membuat studi dan sketsa tak terhitung jumlahnya saat kami meneliti setiap generasi dan apa yang membuat mereka sukses,” kata Alfonso Albaisa, kepala desain di Nissan. “Pada akhirnya, kami memutuskan Z Proto harus melakukan perjalanan antar dekade, termasuk masa depan.”
Callback paling jelas terletak pada lampu depan. Tidak ada generasi penerus yang pernah menduplikasi lampu ember bulat 240Z yang dipinjam dari E-Type. Proto juga tidak benar-benar mengambilnya, tetapi lampu LED berbentuk tetesan air mata jelas terinspirasi oleh pasar Jepang 240ZG yang merupakan spesial homologasi yang diciptakan untuk dapat masuk ke balap Grup 4.
240ZG berbeda dari 240Z standar masa itu dengan lampu tertutup, hidung lebih panjang dan lebih aerodinamis. Penutup lampu depan yang bening menciptakan dua refleksi setengah lingkaran saat lampu menyala. Tampilan ini telah direplikasi dengan LED untuk lampu menyala pada Z Proto.
Profil keseluruhan Z Proto mencerminkan aslinya dengan ekor rendah. Di sepanjang panel belakang, lampu belakang menonjolkan tampilan 300ZX generasi ketiga tahun 1989. Seperti edisi itu, panel hitam membentang di bagian ekor dengan lampu belakang oval memanjang di sudut yang kini dieksekusi dengan LED.
Elemen modern termasuk trim serat karbon di sepanjang tepi bawah dan tentu saja velg 19 inci. Di dalam, alat pengukur ditampilkan pada layar digital 12,3 inci seperti yang umum sekarang. Cat kuning pada eksterior juga terlihat di bagian dalam.
Sebagian besar mesin dengan performa tertinggi saat ini menghindari transmisi manual untuk mendukung jenis pemindahan gigi sendiri, biasanya transmisi kopling ganda, Nissan tetap menggunakan pendekatan klasik. Tiga pedal dan pengemudi hanya mengoperasikan tuas persneling untuk menggerakkan melalui enam gigi maju memiliki tempat yang membanggakan di sini.
Namun demikian, Nissan belum siap membahas spesifikasi lebih terperinci, dan mereka mengakui bahwa V6 twin-turbocharged ada di bawah kapnya. Mengingat volumenya kemungkinan kecil, dan Z selalu dimaksudkan agar relatif terjangkau, kecil kemungkinan pembangkit listrik baru akan digunakan. Alih-alih, ini hampir pasti merupakan varian dari V6 turbo kembar 3.0 liter yang ditawarkan di Infiniti Q50 dan Q60. Nissan mungkin menawarkan varian 300-hp dan 400-hp. Jika Z baru lebih ringan dari pendahulunya, bahkan dengan 300-hp, itu mungkin menawarkan kinerja yang lebih baik daripada 3,7 liter aspirated alami 332-hp yang tersedia saat ini.
Pada 172,5 inci, proto Z lebih panjang 5 inci dari 370Z dan lebih lebar sekitar 1/4-inci dan lebih rendah. Itu juga membuatnya hampir sama persis dengan kompetitor utamanya, Toyota Supra. Sekarang jika kita bisa meyakinkan Mazda untuk meluncurkan mobil sport baru, kita akan segera kembali ke masa kejayaan mobil sport Jepang di awal tahun 90-an sebelum akhirnya mengalami keruntuhan penjualan. [asl/timBX]
