OCT 06, 2019@15:00 WIB | 862 Views
Pembalap senior Yamaha, Valentino Rossi, mengakui bahwa Marc Marquez membuat musim ini nyaris sempurna dengan potensi menyegel gelar MotoGP keenamnya di Thailand.
Marquez hanya membutuhkan 27 poin dari lima balapan tersisa agar tak terkejar dari pesaing terdekatnya, Andrea Dovizioso.
Pembalap andalan Honda itu akan menyegel gelar juara dunia MotoGP di Buriram jika mengungguli Dovizioso dengan selisih 2 poin.
Terlepas dari balapan ketiga di Austin, di mana ia tersingkir ketika memimpin perlombaan, Marquez secara konsisten finis di dua besar dalam 13 balapan sejauh musim ini.
Hasil tersebut pun menjadi perbandingan dengan apa yang terjadi pada 2014 silam, saat ia mencetak 10 kemenangan berturut-turut.
"Seperti yang dikatakan Marc, saya pikir ini adalah musim terbaiknya di MotoGP bersama dengan 2014," kata Rossi jelang Grand Prix Thailand.
"Ini berlalu cukup lama ketika kita melihatnya pertama kali di MotoGP dengan segala kecepatannya, tetapi sekarang dia berada dalam momen terbaik dalam kariernya, dia masih sangat muda tetapi juga dia memiliki banyak pengalaman untuk mencapai level tertinggi.”
"Dan setelah itu yang menjadi masalah adalah cara merasakan motornya. Karena beberapa tahun motor bisa terasa lebih baik, beberapa tahun juga terasa lebih buruk.”
"Dia memenangkan banyak balapan tetapi dia mampu konsisten, kecuali di Austin karena mungkin melakukan kesalahan atau penyebabnya ada pada motor yang ditungganginya.”
"Jadi yang saya lihat sejauh ini, dia memiliki musim yang nyaris sempurna.”
Meskipun memiliki tensi persaingan cukup panas selama beberapa tahun terakhir, pembalap asal Italia tersebut mengaku siap memberi ucapan selamat kepada Marquez.
Di sisi lain, Marquez ditanya tentang upaya menyusun rencana untuk menyempurnakan musim ini, dan dia menjawab, "Tentu saja ini adalah salah satu musim terbaik saya.”
"Dan memang itu tidak sempurna karena tidak ada musim yang sempurna sebelumnya, tetapi selain di Austin. Saya merasa senang dengan hasilnya dan selalu fokus untuk masuk podium.”
"Yang menjadi utama adalah saya lebih berkonsentrasi pada titik lemah kami dan ada tempat di mana kami kadang-kadang finis kedua, tapi perasaannya lebih buruk karena di beberapa perlombaan, seharusnya saya bisa menang.”[ade/hsn/timBX]
