MENU
icon label
image label
blacklogo

MotoGP: 2020, Yamaha Ingin Motor yang Lebih Muda Dikendalikan

JAN 27, 2020@14:10 WIB | 784 Views

Motor Yamaha MotoGP 2020 telah dirancang untuk lebih mudah dalam persaingan, kata Takahiro Sumi.

Penunjukan Sumi sebagai kepala proyek M1 adalah salah satu dari sejumlah perubahan organisasi yang dilakukan Yamaha setelah menjalani musim 2018 yang mengecewakan.

Hal ini diikuti oleh musim 2019 yang lebih baik di mana ia mengalahkan Ducati untuk naik ke posisi dua klasemen pabrikan. Meskipun hanya berhasil memenangkan dua balapan - keduanya diambil oleh Maverick Vinales - dan para pebalapnya tertinggal di belakang sang juara bertahan Marc Marquez.

Melihat ke depan untuk musim 2020, Sumi mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa itu akan fokus untuk membuat pebalap dapat bersaing lebih mudah dalam situasi balapan, bukan sekadar mencari keuntungan murni pada laptime.

"Memenangkan perlombaan dengan posisi terdepan, itu hanya satu cara untuk melakukannya," kata Sumi. "Tetapi jika garis ideal terganggu oleh pebalap yang ada di depan, kecepatan tidak dapat ditampilkan.

"Dengan kata lain, sulit bagi pebalap untuk bersaing, dan itulah yang kami sadari sebagai kelemahan.

"Kami harus bekerja untuk mendapatkan kembali kekuatan maksimal di balapan. Kami sedang mengerjakannya. Tentu saja, mesin adalah bagian utama (untuk pengembangan).

"Untuk mengalahkan saingan Anda dengan kecepatan tinggi, inilah yang tidak dimiliki Yamaha di masa lalu.

"Saya pikir filosofi produsen muncul dalam cara Anda mencoba dan mendapatkan lebih banyak kecepatan, baik hanya dengan meningkatkan tenaga kuda atau meningkatkan keseimbangan total paket yang dimiliki."

Selain kemenangan Vinales di Assen dan Sepang, penghitungan poin Yamaha lebih jauh didukung oleh kemunculan Fabio Quartararo (rookie) sebagai pebalap papan atas reguler bersama tim satelit. Pebalap Prancis itu mencetak enam dari sembilan kemenangan Yamaha musim lalu.

Melihat kembali performa Yamaha pada 2019, Sumi mengatakan kuncinya adalah untuk mengalihkan fokus pengembangan dari perubahan sasis konstan dan menuju mengasah karakter mesin.

Sumi menjelaskan, "2017 dan 2018 adalah musim yang sulit. Kami mengalami kesulitan menang dan kami memperkenalkan banyak pembaruan, yang tidak membuahkan hasil.

"Ada banyak masalah, jadi selama musim dingin (sebelum 2019) kami mencoba melihat ke belakang dan mengidentifikasi di mana kesalahan kami, untuk menempatkan diri pada posisi yang lebih pasti.

"Kami tidak memiliki mesin yang sesuai dengan Ducati. Itu sebabnya saya mengadopsi filosofi itu.”[Ade/Hsn/timBX]

Tags :

#
motogp,
#
yamaha,
#
takahiro sumi