SEP 23, 2025@16:16 WIB | 123 Views
Jaguar Land Rover (JLR) memperpanjang penghentian produksi kendaraannya selama seminggu lagi ke tanggal 1 Oktober.
Sebelumnya, perusahaan telah merencanakan untuk membuka kembali produksi di pabriknya di Inggris dan Slovakia pada 24 September.
Penundaan kembali ini disebut perusahaan untuk menjamin semua sektor operasional dan produksi yang terkena serangan siber pada awal bulan ini telah benar-benar pulih.
Langkah ini berarti perusahaan akan kehilangan produksi kendaraan selama sebulan penuh. Seperti diketahui, serangan siber pada 1 September lalu memaksa JLR menutup semua sistem globalnya, termasuk menghentikan produksi kendaraannya.
Dampak serangan siber itu terhadap volume kendaraan JLR akan terlihat jelas ketika perusahaan merilis angka produksinya untuk kuartal tersebut.
Sebagai perbandingannya, dalam tiga bulan hingga akhir September tahun lalu, JLR memproduksi lebih dari 80.000 mobil Land Rover dan Range Rover. Tentu serangan siber membuat angka tersebut berkurang sangat signifikan.
Seberapa Parah Serangan Siber ke JLR
Serangan ini mengakibatkan penghentian produksi di seluruh pabrik global JLR, menimbulkan masalah dalam pemesanan suku cadang, dan melumpuhkan para pengecer.
Pakar ekonomi bisnis David Bailey dalam wawancaranya dengan Autocar mengungkap kerugian JLR bisa hingga 5 juta poundsterling per hari.
Selain itu, juga berdampak pada karyawan JLR yang otomatis tidak bekerja dan jam kerjanya menghilang.
Serikat pekerja di sana Union Unite menyatakan karyawan dalam rantai pasokan diminta untuk mengajukan Universal Credit karena kontraknya terpaksa disesuaikan kondisi yakni tanpa jam kerja.
Berikutnya yang terkena dampaknya adalah pemasok untuk JLR. Dengan JLR sebagai hilirnya, yang sudah pasti lumpuh, maka pasokan yang mengalir dari hilir akan ikut berhenti.
Barang sudah diproduksi dengan biaya tapi akhirnya tidak bisa dipakai, maka tidak ada biaya masuk. Serangan siber ini juga mengancam perusahaan suplier yang kini diambang kebangkrutan. [wic/timBX]