MENU
icon label
image label
blacklogo

JDM Project, Modifikasi Itu Tak Harus Ekstrim

DEC 28, 2020@18:00 WIB | 1,065 Views

Di tahun 2000-an, lokasi bengkel modifikasi masih terbilang cukup langka di Jakarta. Untuk moge-moge saja paling bisa dihitung jari untuk bengkel tersebut, selain service harian. Hal ini pula lah yang menjadi ide bisnis bagi seorang Joddy, untuk membuka bengkel modifikasi di daerah Jatiwaringin.

“Ini semua berangkat dari mimpi dan hobi untuk membuat usaha, dimana mewakili hobi. Setelah balik dari perantauan saya berpikir, kok main motor rasanya asik ya? Maka dari itu, saya beli motor bebek  tahun 2005-an dan masih leasing pula,”kata Joddy.

Setelah membeli motor dan memiliki beberapa rekanan komunitas, Joddy lalu melihat sebuah bangunan yang disewa dan kemudian menimbulkan ide untuk membuka bengkel motor. Dengan modal minim, ia kemudian meriset dinamika´modifikasi di beberapa majalah otomotif untuk mendapatkan inspirasi. Dari situ ia membuat prinsip bahwa bengkelnya ini wajib berbau lifestyle dan entertainment. Dan resmi, ia membuka bengkelnya di tahun 2005, yang ternyata pengalaman sangat minim.

Lambat laun ia kemudian dipertemukan dengan rekanan lama, yang menjadi “penasihat” untuk pengembangan bengkelnya. Uniknya, ia memamerkan hasil modifikasinya dengan motor bebek pribadi yang ia balut dengan modifikasi khas Thailand. Akhirnya banyak peminat yang datang dan pelan-pelan bisnisnya berjalan lancar.

“Kita punya empat pilar disini yaitu modifikasi, restorasi, maintenance dan konsep. Ini yang membuat pasar kita kebentuk. Konsep yang matang itu penting untuk keinginan pelanggan,” lanjutnya.

Menurutnya, pemilik bengkel harus mampu mengarahkan keinginan konsumen agar lebih baik. Hasil yang dibuat juga kelak bisa dinikmati. Konsep yang ia anut disini yaitu daily modification dan juga bisa menerima beragam jenis motor.

“Bagi kita, motor apapun, mau CC gede atau kecil, tantangannya sama saja. Semua pekerjaan pasti rumit. Yang paling rumit adalah ownernya. Makanya saya lebih mementingkan personal interactionnya dulu,” kata Joddy.

“Kita memang memberikan hasil pekerjaan matang, all in all out. Yang namanya modifikasi biasanya total, mesin, painting, upgrade, hingga aksesoris. Semua yang masuk ke kita adalah projectnya. Walaupun mengecat velg, buat kita adalah pilot project, karena modifikasi itu tak selalu ekstrim,” lanjutnya.

Motor Spa yang ia kerjakan juga, sebelumnya cukup unik mengapa pekerjaan satu ini hadir. Joddy bercerita jika ia sempat tidak menyukai salah satu motor, yang bagian luarnya sudah mengkilap. Namun ketika dilihat lebih dekat, ternyata bagian mesin dan perintilan kecil lainnya masih kotor luar biasa BlackPals. Selain itu, menurutnya jika orang menjual motor, itu wajib semua bersih luar dalam agar pembeli tertarik. Oleh karena itu, dibentuklah bisnis motor spa ini di tahun 2008.

“Mengerjakannya juga perlu teknik makanya harus dikerjakan mekanik handal. Mesin di beberapa bagian tidak boleh kena air dan itu diketahui orang mekanik khususnya. Untuk harga salon sendiri untuk motor 125-250cc berkisar Rp 650 ribu dengan waktu pengerjaan tiga hari,” kata Joddy.

Untuk modifikasi mesin, JDM Project pernah menangani bore up untuk motor bebek hingga lowrider. Nah, dari lowrider ini pastinya butuh mesin besar dan dari sini lah ia melakukan bore up mesin. Namun kini ia melakukan maintenance mesin dan fashion. Ia menilai, akan lebih baik jika modifikasi mesin dilakukan oleh bengkel khususnya agar saling support.

Untuk tips modifikasi ringan, ia mengatakan bahwa harus memiliki konsep. Konsep ini pula bisa didiskusikan dengan owner bengkel untuk hasil yang terbaik. Selanjutnya modifikasi itu ada benang merah, step by step jangan merubah konsep karena hasilnya tidak akan sesuai. Inilah yang dijaga oleh Joddy, apabila ingin memodifikasi sebuah motor.[prm/timBX]

Tags :

#
autonews,
#
the builders,
#
jdm project