MENU
icon label
image label
blacklogo

F1: Penegasan Mesin Jadi Topik Utama Renault di 2018

JAN 12, 2018@17:00 WIB | 1,090 Views

Renault diplot menjadi pemasok mesin dengan total 320 grid penalti akibat masalah mesin di sepanjang musim 2017. Christian Horner, selaku bos Red Bull pun ikut menggambarkan musim 2017 adalah yang terburuk dari segi reabilitas sejak 2006, Toro Rosso pun mengalami keretakan hubungan dengan pabrikan Perancis tersebut akibat masalah mesin yang terus-menerus tak kunjung reda.

Di klasemen konstruktor pun tim pabrikan asal Perancis tersebut hanya mengumpul 45 poin akibat masalah yang mereka alami. Meski demikian, Cyril Abiteboul mengatakan mereka akan tetap menggunakan arsitektur mesin yang sama untuk 2018, namun akan lebih tegas dalam pemilihan komponen baru.

"Akan ada lebih banyak stabilitas, dalam arti mesinnya jauh lebih mirip musim depan dari tahun lalu dibanding tahun lalu dengan tahun sebelumnya," ujar Abiteboul kepada Motorsport.com. "Kami hanya mengubah komponen yang akan membuat perubahan pada performa, meski tahun lalu hampir semuanya - mesin pembakaran internal dan hybrid - baru.

"Kami juga mengubah prosedur internal kami dalam persetujuan [komponen baru], dan memastikan untuk menjadi lebih tegas dalam cara kami menghadapi pencapaian proyek dan persetujuan semua komponen baru. "Saya sangat percaya diri apa yang kami kerjakan di dyno sangat representatif dan akan menghasilkan produk yang lebih dewasa sesegera setelah tes musim dingin [dimulai]."

Abiteboul mengungkapkan Renault melakukan kajian mendalam terhadap departemen mesin, namun memutuskan perubahan prosedur akan cukup untuk meningkatkan reabilitas tanpa melakukan restrukturisasi lagi. Selain masalah reabilitas, Red Bull juga mengeluhkan kurangnya mode khusus kualifikasi yang diperlukan untuk bertarung dengan Mercedes dan Ferrari di kualifikasi, yang saat ini sedang dikerjakan Renault untuk 2018.

Dalam peraturan baru di 2018, dirinya juga mengungkapkan akan membatasi jumlah mesin dari tiap pebalap menjadi hanya tiga mesin untuk 21 balapan, akan memaksa semua pabrikan memprioritaskan reabilitas, yang akan membuat mode kualifikasi tidak terlalu berpengaruh.

"Kecepatan di Abu Dhabi telah menunjukkan kami jauh lebih baik dalam mencoba menilai kompromi terbaik antara performa dan reabilitas," tambah Abiteboul. "Masih ada yang akan datang tahun depan, meski kami juga mengetahui regulasi pembatasan mesin akan membuat mode kualifikasi lebih sulit untuk diterapkan.

"Anda hanya akan memiliki tiga mesin tiap pembalap musim depan, jadi itu sesuatu yang harus kami pertimbangkan. Karena mode kualifikasi adalah kombinasi dari beberapa hal, mungkin seperti pembakaran oli - yang akan lebih dibatasi - dan juga fakta bahwa Anda merusak mesin.

"Saya mengira sebagian besar pabrikan akan lebih konservatif dalam cara mereka mengoperasikan mesin. Tapi kami juga mencari cara kami sendiri untuk mengekstrak performa lebih dalam jumlah putaran yang terbatas." [yus/timBX]

Tags :

#
renault f1,
#
formula 1,
#
blackauto,
#
autonews