MENU
icon label
image label
blacklogo

Honda CB1300x Kill Bill, Kembalikan Aura Flat Tracker Bermesin Besar

JUL 27, 2022@17:52 WIB | 1,394 Views

Aliran flat tracker di negara asalnya bukanlah sebuah lifestyle.  Melainkan sebuah ajang aktualisasi sport di tanah liat. Dengan V engine dan berkubikasi lebih dari 1000cc, berlomba pada sirkuit khusus. Sementara modifikasi flat tracker di Indonesia lebih ke ranah lifestyle. 

Buktinya sebuah CB1300x dengan 4 silinder segaris bergaya cruiser berhasil direstomod bergaya flat track, berpenampilan full carbon. Garang sekaligus elegan dengan julukan Kill Bill, tampilan motor berhasil menunjukkan karisma tajam. Honda CB1300x ini berhasil di restorasi modifikasi oleh bro Opick dari LMT Modification di bilangan Pulo Mawar Jakarta Selatan. 

"Rata-rata mesin flat tracker di Indonesia menggunakan mesin dibawah 1300cc. Sementara trend di luar negeri, Amerika Serikat misalnya, kubikasi mesin jauh lebih besar. Mesin Indian Scout pakai mesin 750 dan 1200. Jujur idealnya dibawah 1300cc lebih baik, motor lebih enteng, aerodinamis dan lincah, buka bro Opick sang modifikator.

Sang builders, bro Opick mengeksekusi dengan baik restorasi modifikasi CB1300x dari gaya cruiser menjadi flat tracker. "Sebelum gw masuk ke gaya flat tracker, gw mencoba berdiskusi sama rekan desainer, hingga digambar dalam 2D. Dan gaya flat tracker ini gw demen,  diantara konsep yang sudah gw pelajari, flat tracker paling cocok," ujar bro Opick, owner LMT Modification.

Langkah awal modifikasi yang dilakukan, dengan merestorasi mesin Honda CB1300x, terutama kelistrikan, mulai dari CDI, Kiprox dan beberapa part yang kudu diimport dari luar negeri. "Tujuan restorasi engine, memastikan mesin CB1300x 4 silinder segaris  ini hidup normal. Setelah mesin nyala baru dimulai modifikasinya," tambahnya. Beberapa kesulitan berburu water pump juga menjadi masalah dalam perburuan part. 

Dan restorasi engine membutuhkan overhaul. Ternyata seher dan ring udah macet diblok. "Perburuan part original hingga ke negeri Sakura. Dan disana juga lumayan susah berburu part," tukasnya.

Hanya velg, frame, shock breaker belakang, dan mesin yang disisakan.  Sementara cover lampu, front fender, gas tank, rear fender dan custom seat menjadi ranah improvisasi bro Opick. "Ruang untuk filter udara kita biarkan kosong, karena 4 karbu dimodifikasi menggunakan velocity.  Sementara accu, kita pindahkan ke ruang baru, dibawah jok kita custom agar posisi accu kering bisa tidur," jelasnya kepada tim Blackxperience.com.

Merekayasa handling yang nyaman, bro Opick menggunakan stang fatbar dari Protaper. Dengan kombinasi master rem hidrolik bawaan pabrikan, pengereman masih mumpuni. Sementara meski menggunakan tanki custom, indikator BBM dan temperatur mesin masih difungsikan, yang menjadi sisi eksotis CB1300x ini.

Rubahan  ekstrim dengan finishing carbon menjadi flagship dari LMT Modification.  Bro Opick menegaskan, look karbon itu bukan berarti material dari karbon. 

"Secara look memang dari karbon, namun secara materi dibuat dari plat. Setelah plat jadi sebuah tangki, harus melewati pengujian bocor atau tidak. Saat lolos uji, baru kita lapisin carbon.  Disaat warna gelap, doff, gun metal dan terang  menjadi tren, gw pilih warna karbon karena masih cukup rare saat itu. Kombinasi warna karbon dan aksen stripping gold cukup baik," terang bro Opick, yang menganjurkan material karbon tidak sering dijemur dibawah terik matahari.

Pilihan silencer Austin Racing bukan tanpa alasan, sekilas loncat dari konsep flat tracker. "Pilihan knalpot tinggi gw tinggalkan, salah satunya untuk mengejar putaran bawah mesin lebih spontan. Gw pilih silencer Austin Racing lebih free flow, sirkulasi udara lebih lancar.  Sementara header dibikin secara custom," tambahnya. Dirinya tidak menggunakan undercowl karena header dan letak mesin memang membuat ground clearance makin tergerus. Pilihan suspensi belakang diganti dengan Showa, untuk menunjang akselerasi. [Ahs/timBX]

Tags :

#
modifikasi motor,
#
honda cb1300x,
#
modifikasi flat tracker,
#
lmt modification,
#
bro opick,
#
kustom kulture