MENU
icon label
image label
blacklogo

Merawat Mobil CBU, Gampang-Gampang Susah!

JUL 24, 2006@11:41 WIB | 4,760 Views

Sejak tahun 1999 lalu menyusul deregulasi otomotif yang membuka keran impor mobil secara utuh atau completely built up (CBU) masyarakat yang ingin membeli kendaraan roda empat memiliki lebih banyak alternatif dengan hadirnya pilihan-pilihan mobil yang baru.

Mobil-mobil CBU memang kerap diidentikkan dengan penampilannya yang wah lengkap dengan fitur-fitur tambahan yang menjadikan mobil tersebut makin memesona. Namun dengan segala kelebihan tersebut bukan berarti mobil CBU lantas tidak dirawat dengan telaten. Ada beberapa langkah yang dilakukan demi menjaga mobil tersebut dari kerusakan.

Selain memastikan bahwa mobil selalu menggunakan bahan bakar yang bersih, pemilik kendaraan juga harus memastikan bahwa bahan bakar yang dipakainya sesuai dengan rekomendasi – yaitu bahan bakar beroktan tinggi menyusul di gunakannya catalytic converter pada CBU.

Hal ini tertera juga pada tangki bensinnya unleeded only. ”Kalau itu mobil baru maka pada 1.000 km pertama mobil sebaiknya dibawa ke bengkel untuk diperiksa, termasuk bagian oil filter-nya. Kemudian setiap 5.000 km ganti oli mesin, sementara untuk transmisinya untuk yang automatic dianjurkan olinya diganti setiap 6.000 km meskipun transmisinya bersifat long live, tapi untuk yang manual olinya diganti setiap 20.000 km sekali. Kemudian setiap 10.000 km harus ada perawatan rutin seperti tune up dan pemeriksaan pada rem dan saringan bensin apakah perlu diganti atau dibersihkan saja” ujar Hengky, Workshop Manager dari Simprug Mobil.

Lebih jauh Hengky mengatakan bahwa mobil juga tidak perlu dipanaskan terlampau lama – terutama untuk mobil keluaran terbaru – karena teknologi kompresi yang digunakan sudah tinggi, sehingga mesin mobil yang dihidupkan beberapa saat saja sudah cukup.

”Kan enggak mungkin begitu mobil dihidupkan terus langsung tancap gas. Menghidupkan mobil lalu keluar garasi pelan-pelan saja sudah cukup, enggak perlu memanaskan mobil lama-lama. Kemudian lebih baik untuk tidak menggunakan cleaner atau zat aditif kalau tidak mengerti. Hal itu berbahaya karena banyak sensor, salah semprot nanti malah nyala check engine nya nanti larinya ke ECU (Electronic Control Unit) yang sangat peka” tambah Hengky. [awn/*]

Tags :